Rupiah Menguat, Bank Jual Dolar Singapura Masih Mahal

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2018 10:48
Di hadapan dolar Singapura pun rupiah terapresiasi.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah tidak hanya perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di hadapan dolar Singapura pun rupiah terapresiasi. 

Pada Senin (30/4/2018) pukul 10.17 WIB, SG$ 1 dijual di Rp 10.478,21. Rupiah menguat 0,1% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. 

Rupiah Menguat, Bank Masih Jual Dolar Singapura MahalFoto: Reuters
 

Meski rupiah menguat, tetapi perbankan masih menjual dolar Singapura cukup mahal. Berikut perkembangan kurs jual-beli dolar Singapura di sejumlah bank nasional: 
BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 10.463,00Rp 10.498,00
Bank BNIRp 10.335,00Rp 10.635,00
Bank BRIRp 10.410,41Rp 10.554,21
Bank BTNRp 10.328,00Rp 10.642,00
Bank BCARp 10.469,40Rp 10.489,40
 
Rupiah memang sedang mendapatkan momentum penguatan. Terhadap dolar AS pun rupiah menguat 0,11% ke Rp 13.870/US$. Sepertinya rupiah menguat secara luas (broadbased). 

Apresiasi rupiah disebabkan faktor global maupun domestik. Dari sisi eksternal, melandainya imbal hasil (yield) obligasi negara AS menjadi faktor utama. Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun cukup stabil di kisaran 2,9% setelah pekan lalu sempat menembus 3%. 

Penurunan yield menandakan kekhawatiran investor terhadap tekanan inflasi di Negeri Paman Sam mulai mereda. Akibatnya, persepsi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif kembali tenggelam (meski hal ini bisa muncul lagi kapan saja). 

Meredanya kekhawatiran ini membuat investor memasang mode risk on alias berani ambil risiko. Dana asing pun mengalir ke pasar modal Indonesia, yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai pukul 10.35 WIB menguat hingga 0,61%. 

Masih dari luar negeri, perdamaian antara Korea Selatan dan Korea Utara yang semakin nyata juga membuat pasar bersuka cita. Ancaman ketegangan di Semenanjung Korea kini bisa dibilang sudah tidak ada. Hal ini lagi-lagi membuat investor risk on. 

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga ketersediaan likuiditas baik rupiah maupun valas. Langkah ini dilakukan melalui intervensi di pasar valas maupun obligasi. 

Penjagaan ketat oleh BI membuat likuiditas sampai saat ini terjaga, tidak ada keketatan. Ini menyebabkan rupiah berhasil mencatat apresiasi terhadap beberapa mata uang, termasuk dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular