Sempat Bergejolak, Wall Street Akhirnya Ditutup Flat

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 April 2018 08:00
Rilis kinerja keuangan yang cenderung bervariasi dan pertumbuhan ekonomi AS yang di atas ekspektasi membuat investor sedikit optimistis.
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Jakarta, CNCB Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, pada perdagangan terakhir pekan ini ditutup flat, setelah melewati sesi perdagangan yang volatile. Rilis kinerja keuangan yang cenderung bervariasi dan pertumbuhan ekonomi AS yang di atas ekspektasi membuat investor sedikit optimistis.

Indek Dow Jones terkoreksi tipis 0,05% ke level 24.311,19, indeks S&P 500 menguat 0,11% ke level 2.669,91 dan indeks Nasdaq menguat tipis 0,02% ke level 7.119,80.

Laporan keuangan sejumlah perusahaan seperti raksasa Amazon cukup mengembirakan, meskipun ada juga yang mengecewakan seperti ExxonMobil yang kemudian menjadi penahan laju penguatan indeks Dow Jones.

Sementara itu, ekonomi Amerika Serikat pada kuartal I 2018 tumbuh 2,3% di atas ekspektasi atau konsensus para analis yang memperkirakan hanya 2%. Namun angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2017 yang tercatat sebesar 2,9%.

Volatilitas pasar saham sempat terjadi di Wall Street pada perdagangan dini hari tadi, sempat melemah dan menguat dalam kisaran terbatas selama perdagangan.

Penyebab volaitlitas tersebut, tak lain adalah kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang lebih cepat dan ambivalensi atas laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar AS yang sebenarnya mayoritas baik, tetapi tidak cukup kuat untuk menopang ekspektasi para investor.

Saham Amazon melonjak 3,6% setelah melaporkan pertumbuhan kinerja kuartal I-2018, dimana laba pada periode tersebut meningkat dua kali lipat menjadi US$ 1,6 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, saham ExxonMobil anjlok 3,8% yang membuat indeks Dow Jones tertahan. Padahal laporan keuangan kuartal I-2018 perusahaan minyak tersebut menunjukkan laba meningkat 16% menjadi US$ 4,7 miliar, teapi jumlah produksi Exxon terus menurun membuat investor kecewa.
(hps) Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular