Jalan PGN Jadi "Penguasa" Bisnis Gas Makin Dekat

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
27 April 2018 09:31
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PGN, sebanyak 80,74% pemilik saham menyatakan setuju atas integrasi tersebut.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) resmi menyetujui masuknya PT Pertamina Gas ke perseroan, setelah sebelumnya PGN resmi masuk ke dalam PT Pertamina (Persero) dan membentuk holding BUMN migas.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PGN, sebanyak 80,74% pemilik saham menyatakan setuju atas integrasi tersebut. Adapun sebanyak 18,7% lainnya tidak setuju dan 0,5% sisa suara memilih abstain.

Dalam keputusan agenda keenam, tertulis pemilik saham setuju untuk memberi persetujuan prinsip atas rencana integrasi PT Pertamina Gas ke dalam perseroan (dalam bentuk pengambilalihan saham atau cara lainnya) dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan di bidang pasar modal.

"Dengan ini, kami bisa lanjutkan proses integrasi Pertagas ke PGN," tutur Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim usai RUPST di Hotel Four Seasons, Kamis (26/4/2018).

Dalam RUPST tersebut, diputuskan adanya perombakan direksi dan komisaris. Untuk direksi, yang diganti adalah Direktur Keuangan yang semula dijabat Nusantara Saryono menjadi Said Reza Pahlevi. Said sendiri sebelumnya adalah Direktur Keuangan Pertagas.

Sementara itu, Komisaris Utama yang sebelumnya dijabat oleh Fajar Harry Sampurno dialihkan kepada IGN Wiratmaja Puja. Satu lainnya, posisi Hendrika Nora Osloi sebagai komisaris digantikan dengan Hambra.

Jobi melanjutkan, hingga saat ini belum ada skema pasti yang akan dilakukan untuk pengintegrasian PGN dan Pertagas.

"Skema akuisisi atau merger masih akan dikaji, namun skema akuisisi jauh lebih cepat," kata dia.

Sementara itu, belum ada nilai valuasi atas Pertagas karena juga masih dalam proses kajian. Sebelumnya sempat disebutkan, masa tenggat proses pengintegrasian PGN dan Pertamina adalah empat bulan setelah holding resmi terbentuk, atau jatuh pada Agustus mendatang.

"Kalau sudah ada nilainya kami akan sampaikan ke media. Sebelum itu, kami akan meminta persetujuan RUPS kembali," tambah Jobi.

Dalam RUPST tersebut, diputuskan pula pembagian dividen tahun buku 2017 sebesar Rp 776 miliar atau sebesar 40% dari laba bersih perseroan yang mencapai Rp 1,92 triliun. Jumlah tersebut diketahui lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, di mana dividen yang dibagikan mencapai Rp 1,82 triliun. "[Penurunan dividen] karena pendapatan bersih kami turun, kan jadi dibagi," ujar Jobi.

"Penyebab penurunan ada beberapa faktor, karena pengurangan penggunaan gas, terus juga ada kaitannya dengan akutansi, impairment (penurunan nilai aset)," tambahnya.

Pada tahun ini, Jobi yakin kinerja PGN akan menjadi lebih baik. Peningkatan itu diyakinkan dapat didorong karena dua faktor. Pertama, bagaimana PGN dan Pertagas akan terintegrasi dalam holding BUMN migas, yang kedua karena perkembangan ekonomi yang membaik.

Lebih rinci, nilai yang akan diterima para pemegang saham di antaranya Rp 31,61 miliar untuk saham Seri A Dwiwarna. Lalu, sebesar Rp 436,5 miliar yang merupakan saham seri B akan diberikan kepada Pertamina sebagai pemegang saham milik pemerintah.

Sisanya, sekitar Rp 329,77 miliar yang merupakan saham seri B akan diberikan kepada pemegang saham publik. Sementara itu, sisa dari laba PGN di sepanjang 2017 akan digunakan sebagai laba ditahan untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan perseroan.
(hps) Next Article Sempat Terkoreksi, Saham PGN Kembali Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular