Penguatan Dolar AS Mulai Mereda

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2018 12:38
Sempat melemah, rupiah bisa berbalik arah dan terapresiasi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini. Sempat melemah, rupiah bisa berbalik arah dan terapresiasi. 

Pada Kamis (26/4/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.905. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.   

Rupiah sempat melemah hingga menyentuh Rp 13.930/US$. Namun kemudian berbalik arah jelang tengah hari. 

Reuters
 
Mata uang Asia bergerak variatif, tetapi terlihat sebagian sudah menguat. Sepertinya keperkasaan dolar AS mulai memudar. 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,30+0,11
Yuan China6,320,00
Won Korsel1.079,89+0,09
Dolar Taiwan29,69-0,07
Dolar Singapura1,33+0,06
Ringgit Malaysia3,92-0,20
Peso Filipina52,23-0,02
Baht Thailand31,59-0,22

Terhadap mata uang utama dunia pun greenback mulai melemah. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama dunia, turun 0,02%. Tadi pagi, indeks ini sempat menguat sampai 0,54%. 

Reuters
Tren penguatan dolar AS sedikit terhenti setelah reli panjang sejak awal pekan. Imbal hasil (yield) obligasi AS mulai melandai meski untuk tenor 10 tahun masih di atas 3%. Kenaikan yield sudah tidak sekencang beberapa waktu terakhir. 

Sepertinya mulai ada peralihan dana dari pasar uang ke pasar obligasi. Investor yang awalnya wait and see untuk masuk ke pasar obligasi, kini perlahan mulai merealisasikan langkahnya. Dolar AS yang sudah ditimbun pun dikeluarkan secara perlahan untuk membeli obligasi. 

Selain kemungkinan itu, potensi perlambatan laju penguatan dolar juga bisa jadi disebabkan intervensi bank sentral. Bank Indonesia (BI) sepertinya masih 'bertempur' di pasar untuk stabilisasi nilai tukar. 

Mengutip Reuters, sejak akhir pekan lalu BI sudah menghabiskan sekitar US$ 6 miliar (Rp 83,4 triliun) untuk intervensi pasar. Salah satu wujudnya terlihat dari kepemilikan SBN oleh BI yang naik Rp 2,15 triliun pada 24 April dibandingkan akhir pekan lalu. Artinya, BI menyerap likuiditas di pasar untuk mengurangi pasokan di pasar sehingga diharapkan nilai mata uang terapresiasi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular