
Harga Batu Bara Diprediksikan Anjlok ke US$88/ton Akhir Tahun
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
25 April 2018 12:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Concensus Forecast for Commodities periode April 2018, yang di rilis FocusEconomics, memroyeksikan harga batu bara terus berada dalam tren menurun hingga kuartal IV-2018, mencapai angka US$88/ton. Pemicu utama penurunan harga batu bara adalah langkah pemerintah China untuk menggenjot produksi batu bara domestik, dan membatasi impor batu bara.
Harga batu bara mencapai puncaknya tahun ini pada 29 Januari, mencapai level US$109/ton, setelah China Bagian Utara terserang musim dingin yang ekstrim dan menyebabkan kelangkaan batu bara di industri listrik Negeri Tirai Bambu.
Namun, sejak harga batas atas (price ceiling) diterapkan di Qinhuangdao, pelabuhan utama China untuk impor batu bara, pada pertengahan Februari, harga batu bara mulai bergerak menurun.
Bersamaan dengan pembatasan harga, FocusEconomics juga menggarisbawahi operator kereta api China yang diinstruksikan untuk meningkatkan transportasi batu bara dari pertambangan domestik, untuk pembangkitan listrik di musim dingin.
Hal itu lantas menjadi keseriusan pemerintah China untuk menggenjot produksi batu bara domestik, daripada menggunakan stok batu bara impor.
Kebijakan ini lantas terefleksikan dengan penurunan permintaan batu bara impor oleh Negeri Panda. Melansir Reuters, impor batu bara China pada minggu yang berakhir pada 21 April tercatat hanya sebesar 3,45 juta ton, jatuh hampir 30% jika dibandingkan dengan rata-rata mingguan sepanjang 1 Januari-15 April 2018 yang sebesar 4,92 juta ton.
Akibatnya, harga batu bara di awal pekan ini pun cenderung lesu. Kemarin harga batu bara Newcastle tercatat melemah 0,11 ke US$93,25/ton, menandakan pelemahan untuk tiga hari berturut-turut. Apabila ditarik sejak akhir 2017, harga batu bara sudah terkoreksi sebesar 7,5%.
(hps) Next Article Terpukul Pandemi, Harga Batu Bara Bisa di Bawah USD 50/ton
![]() |
Harga batu bara mencapai puncaknya tahun ini pada 29 Januari, mencapai level US$109/ton, setelah China Bagian Utara terserang musim dingin yang ekstrim dan menyebabkan kelangkaan batu bara di industri listrik Negeri Tirai Bambu.
Namun, sejak harga batas atas (price ceiling) diterapkan di Qinhuangdao, pelabuhan utama China untuk impor batu bara, pada pertengahan Februari, harga batu bara mulai bergerak menurun.
Hal itu lantas menjadi keseriusan pemerintah China untuk menggenjot produksi batu bara domestik, daripada menggunakan stok batu bara impor.
Kebijakan ini lantas terefleksikan dengan penurunan permintaan batu bara impor oleh Negeri Panda. Melansir Reuters, impor batu bara China pada minggu yang berakhir pada 21 April tercatat hanya sebesar 3,45 juta ton, jatuh hampir 30% jika dibandingkan dengan rata-rata mingguan sepanjang 1 Januari-15 April 2018 yang sebesar 4,92 juta ton.
![]() |
Akibatnya, harga batu bara di awal pekan ini pun cenderung lesu. Kemarin harga batu bara Newcastle tercatat melemah 0,11 ke US$93,25/ton, menandakan pelemahan untuk tiga hari berturut-turut. Apabila ditarik sejak akhir 2017, harga batu bara sudah terkoreksi sebesar 7,5%.
(hps) Next Article Terpukul Pandemi, Harga Batu Bara Bisa di Bawah USD 50/ton
Most Popular