
Dolar AS Sentuh Rp 13.895, IHSG Terseret Hingga 1,29%
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 April 2018 12:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,29% ke Level 6.149,36 sampai dengan akhir sesi 1. Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,37%, indeks Shanghai turun 0,31%, indeks Hang Seng turun 0,84%, indeks Strait Times turun 0,64%, indeks Kospi turun 0,95%, indeks SET (Thailand) turun 0,32%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,77%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3 triliun dengan volume sebanyak 3,96 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 233.285 kali.
Dolar AS masih terus menguat menjadi momok bagi bursa saham di kawasan Asia pada hari ini. Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya menguat sebesar 0,16% ke level 90,914.
Penguatan dolar AS merupakan hasil dari imbal hasil obligasi AS yang kini sudah menyentuh 3,0015%. Sebagai catatan, terakhir kali imbal hasil menyentuh angka 3% adalah pada tahun 2014 silam.
Tingginya imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan Negeri Paman Sam membuat investor kembali melepas kepemilikannya atas instrumen beresiko seperti saham dan mengalihkannya ke dolar AS, sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai memburu obligasi AS
Rupiah lagi-lagi menjadi korban. Sampai dengan siang hari ini, rupiah melemah 0,07% terhadap dolar AS ke level Rp 13.895. Merespon pelemahan rupiah yang terus saja terjadi, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 386,93 miliar.
Selain rupiah, kinerja saham bank-bank BUKU IV ikut menjadi pemberat laju IHSG: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,71%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,39%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,94%.
Anjloknya saham-saham bank BUKU IV disebabkan oleh kinerjanya sepanjang kuartal 1 yang tak mampu memenuhi ekspektasi analis. Sepanjang kuartal 1, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar Rp 6 triliun. BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun. Sementara itu, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, lebih rendah dari estimasi yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Aksi jual tak hanya dilakukan oleh investor dalam negeri, namun juga oleh investor asing: BBCA dilepas Rp 113,33 miliar, BBNI dilepas Rp 23,2 miliar, dan BMRI dilepas Rp 23,92 miliar.
TIM RISET CNCB INDONESIA
Next Article Bosan Koreksi, IHSG Sesi I Mulai Menguat
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3 triliun dengan volume sebanyak 3,96 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 233.285 kali.
Dolar AS masih terus menguat menjadi momok bagi bursa saham di kawasan Asia pada hari ini. Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya menguat sebesar 0,16% ke level 90,914.
Tingginya imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan Negeri Paman Sam membuat investor kembali melepas kepemilikannya atas instrumen beresiko seperti saham dan mengalihkannya ke dolar AS, sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai memburu obligasi AS
Rupiah lagi-lagi menjadi korban. Sampai dengan siang hari ini, rupiah melemah 0,07% terhadap dolar AS ke level Rp 13.895. Merespon pelemahan rupiah yang terus saja terjadi, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 386,93 miliar.
Selain rupiah, kinerja saham bank-bank BUKU IV ikut menjadi pemberat laju IHSG: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,71%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,39%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,94%.
Anjloknya saham-saham bank BUKU IV disebabkan oleh kinerjanya sepanjang kuartal 1 yang tak mampu memenuhi ekspektasi analis. Sepanjang kuartal 1, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar Rp 6 triliun. BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun. Sementara itu, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, lebih rendah dari estimasi yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Aksi jual tak hanya dilakukan oleh investor dalam negeri, namun juga oleh investor asing: BBCA dilepas Rp 113,33 miliar, BBNI dilepas Rp 23,2 miliar, dan BMRI dilepas Rp 23,92 miliar.
TIM RISET CNCB INDONESIA
Next Article Bosan Koreksi, IHSG Sesi I Mulai Menguat
Most Popular