
Rupiah Dibuka Menguat, Tren Depresiasi Terputus?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2018 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di pasar spot. Sepertinya tren pelemahan rupiah yang terjadi sejak awal pekan sudah terputus.
Pada Rabu (25/4/2018), US$ 1 diperdagangkan Rp 13.875 kala pembukaan pasar. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Mata uang regional bergerak variatif terhadap dolar AS. Namun seperti halnya rupiah, pelemahan maupun penguatan terjadi dalam rentang tipis.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia:
Setelah sempat begitu kencang, kini penguatan dolar AS mulai mengendur. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di depan enam mata uang utama, pagi ini sudah turun 0,05%.
Greenback menguat tajam kala imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS masih nyaris menyentuh 3%. Namun setelah ambang psikologis 3% terlampaui, dolar AS pun melandai.
Saat ini, yield instrumen tersebut berada di 3,0089%. Naik dari posisi kemarin yang sebesar 2,983%.
Ditambah lagi komitmen Bank Indonesia (BI) untuk stabilisasi nilai tukar. Ini terlihat dari kepemilikan obligasi negara oleh BI yang naik Rp 4,97 triliun pada Jumat lalu dibandingkan hari sebelumnya. Sepertinya kehadiran BI tidak hanya di pasar valas, tetapi juga di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Dengan penguatan dolar AS yang mulai tertahan dan intervensi BI, maka ada peluang bagi rupiah untuk menguat lebih lanjut. Ketika rupiah menguat maka memegang aset berbasis mata uang ini menjadi menguntungkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (25/4/2018), US$ 1 diperdagangkan Rp 13.875 kala pembukaan pasar. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
![]() |
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 108,96 | -0,14 |
Yuan China | 6,30 | +0,19 |
Won Korsel | 1.076,29 | 0,00 |
Dolar Taiwan | 29,61 | +0,03 |
Dolar Singapura | 1,32 | -0,11 |
Ringgit Malaysia | 3,91 | -0,13 |
Peso Filipina | 52,18 | +0,02 |
Baht Thailand | 31,46 | -0,06 |
Setelah sempat begitu kencang, kini penguatan dolar AS mulai mengendur. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di depan enam mata uang utama, pagi ini sudah turun 0,05%.
Greenback menguat tajam kala imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS masih nyaris menyentuh 3%. Namun setelah ambang psikologis 3% terlampaui, dolar AS pun melandai.
Saat ini, yield instrumen tersebut berada di 3,0089%. Naik dari posisi kemarin yang sebesar 2,983%.
Ditambah lagi komitmen Bank Indonesia (BI) untuk stabilisasi nilai tukar. Ini terlihat dari kepemilikan obligasi negara oleh BI yang naik Rp 4,97 triliun pada Jumat lalu dibandingkan hari sebelumnya. Sepertinya kehadiran BI tidak hanya di pasar valas, tetapi juga di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Dengan penguatan dolar AS yang mulai tertahan dan intervensi BI, maka ada peluang bagi rupiah untuk menguat lebih lanjut. Ketika rupiah menguat maka memegang aset berbasis mata uang ini menjadi menguntungkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular