Kuatnya Kinerja Perusahaan Tak Mampu Bawa Wall Street Reli

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 April 2018 06:27
Lebih dari 82% perusahaan dalam indeks S&P 500 telah mengumumkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan namun saham-saham banyak perusahaan justru berjatuhan.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham-saham Wall Street berjatuhan pada perdagangan hari Senin (23/4/2018) di tengah masa tersibuk periode pengumuman laporan keuangan dan saat investor mencemaskan suku bunga yang naik lebih tinggi.

Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah 14,25 poin atau 0,06% di level 24.448,69 dan menjadikan perdagangan hari Senin sebagai catatan pelemahan selama empat hari berturut-turut pertamanya sejak Maret. Goldman Sachs menjadi saham dengan kinerja terburuk di indeks Dow Jones pada hari Senin, CNBC International melaporkan.


Nasdaq Composite terkoreksi 0,3% menjadi 7.128,6 dengan saham-saham raksasa teknologi, seperti Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet ditutup melemah. S&P 500 menguat tipis 0,01% ke level 2.670,29.

Yield obligasi negara Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun menyentuh 2,99% hari Senin. Kali terakhir imbal hasil obligasi negara AS mencapai 3% adalah bulan Januari 2014.

Investor telah menjual obligasi negaranya sepanjang bulan ini di tengah perkiraan akan naiknya inflasi yang dapat membuat bank sentral AS, Federal Reserve/ The Fed, mengetatkan kebijakan moneternya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Aksi jual itu mendorong tingkat imbal hasil obligasi menjadi naik.

"Setiap kali ada kecemasan mengenai inflasi, pasar akan ketakutan," kata Mark Esposito, CEO Esposito Securities. Ia menambahkan bila yield obligasi negara bertenor 10 tahun menembus 3%, hal itu dapat menjadi katalis bagi penurunan pasar saham.

Di saat yang sama, Wall Street juga bersiap menghadapi minggu tersibuk dari musim pengumuman laporan keuangan kuartal I-2018. Lebih dari 170 perusahaan akan melaporkan kinerja keuangannya hingga akhir minggu ini, termasuk Amazon dan Facebook.

Secara umum, laporan keuangan perusahaan tercatat kuat sejauh ini. Lebih dari 82% perusahaan dalam indeks S&P 500 telah mengumumkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan, menurut FactSheet.

Namun, saham-saham banyak perusahaan justru berjatuhan setelah laporan keuangannya diumumkan.

Hal ini dikarenakan tingginya ekspektasi yang terbangun akibat adanya pemotongan pajak korporasi akhir tahun lalu sehingga investor menjadi kecewa melihat apa yang terjadi tidak sesuai harapannya, kata Kim Forrest, senior equity analyst di Fort Pitt Capital.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular