Dirut Mandiri: Pelemahan Rupiah Belum Mengkhawatirkan

23 April 2018 17:50
Para debitur jumbo Bank Mandiri secara alamiah telah melakukan lindung nilai alias hedging.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level psikologis Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat belum membuat PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) khawatir.

Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menilai dampak langsung koreksi nilai tukar rupiah terhadap kinerja kredit perseroan tidak signifikan. Hal ini, lanjutnya, disebabkan karena para debitur jumbo Bank Mandiri secara alamiah telah melakukan lindung nilai alias hedging.

Dia memaparkan, situasi saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan ketika krisis global 2008 atau krisis Asia 1997-1998 menghantam. Sekarang, tuturnya, mayoritas nasabah sudah menyadari pentingnya hedging untuk meminimalisir resiko nilai tukar.

"Kami banyak memberi kredit ke produsen CPO dan batubara, yang incomenya dolar. Yang lain juga sudah sadar dengan membeli produk hedge seperti option, dsb," tuturnya.

"Dampak direct rasanya tidak signifikan seperti dulu, tapi tetap kami akan lihat di sektor-sektor tertentu. Belum khawatir lah," ujar Kartika.

Dia mengatakan pihaknya mencermati nasabah yang memiliki usaha dengan potensi currency mismatch, seperti independent power producer (IPP). Meski demikian, Kartika kembali menekankan pihaknya tidak terlalu khawatir.

"Nah untuk yang ada currency mismatch ini juga sudah ada Peraturan Bank Indonesia yang bilang harus berapa persen dihedging. Kami melihat beda sekali dengan situasi 2008 dan 1999."


(hps/hps) Next Article Pelemahan Rupiah Bukan karena Faktor Fundamental

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular