
Pasar Obligasi Terkoreksi Enam Hari Berturut-Turut
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 April 2018 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual di pasar surat utang atau obligasi pemerintah terus berlanjut. Berdasarkan data Indonesia Composite Bond Index terpantau melemah 0,24% ke level 243,8329.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun tercatat naik 7,8bps menjadi 6,825%, dari yang sebelumnya 6,747%. Sebagai catatan, pergerakan imbal hasil obligasi berbanding terbalik dengan harganya.
Koreksi pasar obligasi pada hari ini menandai koreksi selama enam hari berturut-turut yang dimulai sejak 16 April lalu.
Aski investor melepas obligasi Indonesia dipicu oleh naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pada perdagangan terakhir di pekan lalu (20/4/2018), imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik sebesar 3,7bps ke level 2,951%, level tertinggi sejak awal 2014. Kemudian pada perdagangan hari ini, imbal hasilnya kembali naik mendekati level 3%, yakni ke level 2,9901%.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS masih disebabkan oleh ekspektasi atas kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang lebih agresif dari perkiraan. Mengutip Thomson Reuters, sebanyak 77% dari perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah mengumumkan kinerja keuangan sampai dengan Kamis pagi waktu setempat (19/4/2018) mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Lantas, kinerja yang positif dari para emiten ditakutkan akan mendorong inflasi terakselerasi lebih kencang dan memaksa the Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini.
Imbal hasil yang sudah semakin tinggi ini membuat pelaku pasar melepas kepemilikannya atas instrumen investasi di negara lain dan beralih memeluk dolar AS, sembari menunggu saat yang tepat untuk mulai memburu obligasi pemerintah AS.
Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya naik sebesar 0,41% ke level 90,382. Sebagai catatan, pada perdagangan hari Jumat lalu (20/4/2018) indeks dolar AS telah menguat hingga 0,42%.
Tak hanya Indonesia, imbal hasil obligasi negara-negara lain (baik berkembang maupun maju) ikut tercatat naik, menandakan adanya aksi jual yang dilakukan oleh investor: imbal hasil tenor 10 tahun Malaysia naik 8bps menjadi 4,138%, imbal hasil Thailand naik 3,5bps menjadi 2,48%, imbal hasil Korea Selatan naik 5,4bps menjadi 2,726%, dan imbal hasil Hong Kong naik 5,8bps menjadi 2,214%.
Next Article The Fed Borong Obligasi Korporasi Rp 124 T
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun tercatat naik 7,8bps menjadi 6,825%, dari yang sebelumnya 6,747%. Sebagai catatan, pergerakan imbal hasil obligasi berbanding terbalik dengan harganya.
Koreksi pasar obligasi pada hari ini menandai koreksi selama enam hari berturut-turut yang dimulai sejak 16 April lalu.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS masih disebabkan oleh ekspektasi atas kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang lebih agresif dari perkiraan. Mengutip Thomson Reuters, sebanyak 77% dari perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah mengumumkan kinerja keuangan sampai dengan Kamis pagi waktu setempat (19/4/2018) mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Lantas, kinerja yang positif dari para emiten ditakutkan akan mendorong inflasi terakselerasi lebih kencang dan memaksa the Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini.
Imbal hasil yang sudah semakin tinggi ini membuat pelaku pasar melepas kepemilikannya atas instrumen investasi di negara lain dan beralih memeluk dolar AS, sembari menunggu saat yang tepat untuk mulai memburu obligasi pemerintah AS.
Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya naik sebesar 0,41% ke level 90,382. Sebagai catatan, pada perdagangan hari Jumat lalu (20/4/2018) indeks dolar AS telah menguat hingga 0,42%.
Tak hanya Indonesia, imbal hasil obligasi negara-negara lain (baik berkembang maupun maju) ikut tercatat naik, menandakan adanya aksi jual yang dilakukan oleh investor: imbal hasil tenor 10 tahun Malaysia naik 8bps menjadi 4,138%, imbal hasil Thailand naik 3,5bps menjadi 2,48%, imbal hasil Korea Selatan naik 5,4bps menjadi 2,726%, dan imbal hasil Hong Kong naik 5,8bps menjadi 2,214%.
Next Article The Fed Borong Obligasi Korporasi Rp 124 T
Most Popular