Nilai Rupiah Menurut Acuan Lokal Melemah Rp 13.804/Dolar AS
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 April 2018 10:17
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan pagi ini bergerak melemah didorong ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga acuan yang lebih agresif oleh The Federal Reserve (The Fed).
Pada Senin (23/4/2018) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di posisi 13.804. Melemah 0,19% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
JISDOR adalah kurs referensi mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 13,890. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Posisi rupiah tertinggi berada di 13.895/US$, sementara posisi terendah berada di 13.889/US$.
Pelemahan yang terjadi pada rupiah nampaknya semakin tak terhindarkan. Ekspektasi The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini muncul seiring dengan performa impresif dari para emiten yang berada di negeri paman sam.
Mengutip Thomson Reuters, sebanyak 77% dari perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah mengumumkan kinerja keuangan sampai dengan Kamis pagi waktu setempat (19/4) mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Kondisi ini dapat mendorong tingkat inflasi di AS akan tumbuh lebih tinggi sehingga pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih agresif guna menghadapi situasi tersebut.
Ekspektasi tersebut berimbas kepada penguatan yang terjadi pada dolar AS dan menekan posisi rupiah.
Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang negara kawasan Asia juga ikut tertekan akibat penguatan dolar AS. Berikut beberapa pergerakan mata uang di kawasan Asia, seperti dikutip dari Reuters :
(hps) Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia
Pada Senin (23/4/2018) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di posisi 13.804. Melemah 0,19% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
JISDOR adalah kurs referensi mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
 Foto: CNBC Indonesia |
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 13,890. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Posisi rupiah tertinggi berada di 13.895/US$, sementara posisi terendah berada di 13.889/US$.
Pelemahan yang terjadi pada rupiah nampaknya semakin tak terhindarkan. Ekspektasi The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini muncul seiring dengan performa impresif dari para emiten yang berada di negeri paman sam.
Mengutip Thomson Reuters, sebanyak 77% dari perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah mengumumkan kinerja keuangan sampai dengan Kamis pagi waktu setempat (19/4) mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Kondisi ini dapat mendorong tingkat inflasi di AS akan tumbuh lebih tinggi sehingga pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih agresif guna menghadapi situasi tersebut.
Ekspektasi tersebut berimbas kepada penguatan yang terjadi pada dolar AS dan menekan posisi rupiah.
Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang negara kawasan Asia juga ikut tertekan akibat penguatan dolar AS. Berikut beberapa pergerakan mata uang di kawasan Asia, seperti dikutip dari Reuters :
 Foto: CNBC Indonesia |
(hps) Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia
Most Popular