Rupiah Masih Melemah, Tembus Rp 13.895/Dolar AS

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 April 2018 09:13
The Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan besar akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih agresif dari perkiraan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan pagi ini dibuka melemah seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan besar akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih agresif dari perkiraan.
 
Pada Senin (23/4/2018), nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp 13.895/dolar AS atauh melemah 0,11% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.
 
rupiahFoto: CNBC Indonesia

 
Pergerakan rupiah yang terus melemah berimbas terhadap nilai jual dolar AS di perbankan nasional yang semakin tinggi bahkan menembus angka Rp 14.000. Berikut harga jual dolar AS di beberapa bank hingga pukul 08:20 WIB :

rupiahFoto: CNBC Indonesia

Pelemahan rupiaah terhadap dolar AS tidak lepas dari kembali munculnya ekspektasi bahwa The Fed akan lebih agresif menaikkan tingkat suku bunga acuan. Ini didasari dengan perkiraan bahwa tingkat inflasi di AS yang tumbuh lebih tinggi seiring dengan kinerja perusahaan-perusahaan di AS yang menunjukkan peningkatan.


Mengutip Thomson Reuters, sebanyak 77% dari perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah mengumumkan kinerja keuangan sampai dengan Kamis pagi waktu setempat (19/4) mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Peningkatan kinerja dari para emiten dapat mendorong inflasi terakselerasi lebih kencang dan membuat The Fed selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini. 


Di sisi lain, Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tetap menahan suku bunga acuan di angka 4,25% ikut membuat kondisi rupiah semakin tertekan. Sementara negara-negara tetangga seperti Malaysia, China, dan Singapura sudah mengikuti langkah The Fed dengan mengetatkan kebijakan moneternya. 


Kondisi membuat potensi rupiah dapat tertekan lebih dalam bahkan dapat menembus posisi Rp 14.000. BI perlu memikirkan cara lain, disamping operasi moneter harian untuk meredam kemungkinan posisi rupiah yang akan bergerak semakin melemah karena dikhawatirkan pelemahan tersebut berdampak terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Rupiah Melemah di Level Terendah di Rp 14.930/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular