
Mata Uang Asia Mayoritas Melemah, Rupiah yang Terparah
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
20 April 2018 14:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga pukul 13.45 WIB hari ini, mayoritas mata uang kawasan Asia bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Berita buruknya, rupiah menjadi mata uang yang terkoreksi paling parah di regional ini, dengan melemah sebesar 0,36% % ke Rp13.830/US$.
Sebagai catatan, mata uang utama lainnya di Asia juga tercatat melemah, meskipun tidak sebesar mata uang tanah air. Jepang Yen bergerak melemah 0,12%, China Yuan terkoreksi 0,10%, dan Korea Won turun 0,03%.
Pelaku pasar memang dihantui oleh kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve yang lebih agresif dari rencana. Pasalnya, kinerja keuangan dari korporasi-korporasi yang melantai di Wall Street dapat dibulang memuaskan.
Kinerja yang positif dari para emiten tesebut lantas membuka ruang bagi inflasi untuk terakselerasi lebih kencang dan memaksa the Federal Reserve selaku bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik sebesar 0,7 bps ke level 2,921%, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak 21 Februari silam. Tingkat imbal hasil obligasi yang sudah menarik ini sangat mungkin mendorong investor tergiur untuk menempatkan dananya pada obligasi terbitan pemerintah AS, serta melepas kepemilikannya atas instrumen investasi di Indonesia.
Di saat yang bersamaan, Bank Indonesia (BI) justru memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di level 4,25%, di saat negara-negara tetangga seperti Malaysia, China, dan Singapura sudah mulai melakukan normalisasi. Hal ini menjadi penyebab Rupiah menjadi mata uang berperforma terburuk siang ini.
Secara year to date (YTD), Rupiah juga menjadi mata uang yang melemah paling banyak tahun ini di kawasan Asia, dengan sudah terkoreksi sebesar 2%, hanya lebih unggul dari Filipina Peso. Negara tetangga Malaysia dan Thailand padahal mampu mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 3,81% dan 4,02% secara YTD.
(RHG/RHG) Next Article Jelang Akhir 2019. Rupiah Sempat Tembus Rp 13.862 per USD
Sebagai catatan, mata uang utama lainnya di Asia juga tercatat melemah, meskipun tidak sebesar mata uang tanah air. Jepang Yen bergerak melemah 0,12%, China Yuan terkoreksi 0,10%, dan Korea Won turun 0,03%.
Mata Uang Asia | Last Bid (/dolar AS) | Perubahan (%) |
China Yuan | 6,2831 | -0,10 |
Hongkong Dolar | 7,8472 | +0,01 |
Jepang Yen | 107,49 | -0,12 |
Korea Won | 1.066,36 | -0,03 |
Vietnam Dong | 22.771 | +0,03 |
Singapura Dolar | 1,3116 | -0,02 |
Thailand Baht | 31,24 | -0,06 |
Malaysia Ringgit | 3,89 | -0,03 |
Indonesia Rupiah | 13.830 | -0,36 |
Filipina Peso | 52,118 | +0,03 |
Kinerja yang positif dari para emiten tesebut lantas membuka ruang bagi inflasi untuk terakselerasi lebih kencang dan memaksa the Federal Reserve selaku bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik sebesar 0,7 bps ke level 2,921%, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak 21 Februari silam. Tingkat imbal hasil obligasi yang sudah menarik ini sangat mungkin mendorong investor tergiur untuk menempatkan dananya pada obligasi terbitan pemerintah AS, serta melepas kepemilikannya atas instrumen investasi di Indonesia.
Di saat yang bersamaan, Bank Indonesia (BI) justru memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di level 4,25%, di saat negara-negara tetangga seperti Malaysia, China, dan Singapura sudah mulai melakukan normalisasi. Hal ini menjadi penyebab Rupiah menjadi mata uang berperforma terburuk siang ini.
Mata Uang Asia | Last Bid (/dolar AS) | YtD (%) |
China Yuan | 6,2831 | +3,43 |
Hongkong Dolar | 7,8472 | -0,45 |
Jepang Yen | 107,49 | +4,60 |
Korea Won | 1.066,36 | -0,07 |
Vietnam Dong | 22.771 | 0 |
Singapura Dolar | 1,3116 | +1,90 |
Thailand Baht | 31,24 | +4,02 |
Malaysia Ringgit | 3,89 | +3,81 |
Indonesia Rupiah | 13.830 | -2 |
Filipina Peso | 52,118 | -4,27 |
Secara year to date (YTD), Rupiah juga menjadi mata uang yang melemah paling banyak tahun ini di kawasan Asia, dengan sudah terkoreksi sebesar 2%, hanya lebih unggul dari Filipina Peso. Negara tetangga Malaysia dan Thailand padahal mampu mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 3,81% dan 4,02% secara YTD.
(RHG/RHG) Next Article Jelang Akhir 2019. Rupiah Sempat Tembus Rp 13.862 per USD
Most Popular