
Pasar Obligasi Tertekan, Investor Tunggu Kebijakan The Fed
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 April 2018 09:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa obligasi dalam negeri diperdagangkan melemah pagi ha ini. Hal ini terlihat dari imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun yang naik sebesar 4,2 bps ke level 6,726%.
Obligasi pemerintah Indonesia dilepas, senada dengan aksi jual obligasi pemerintah AS yang juga dilepas oleh investor pada perdagangan kemarin, Kamis (19/4/2018).Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik sebesar 0,7 bps ke level 2,921%, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak 21 Februari silam.
Kinerja keuangan positid yang dibukukan korporasi-korporasi AS memberikan kesempatan investor di pasar keuangan untuk mengambil keuntungan. Alih-alih mendorong bursa saham dan obligasi menguat, positifnya laporan keuangan yang sudah dirilis sejauh ini membuat investor yakin bahwa ekonomi Negeri Paman Sam sedang berada dalam kondisi yang baik.
Pemulihan ekonomi AS tersebut memunculkan ekspektasi akselerasi inflasi yang artinya memberikan ruang kepada Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) untuk melakukan tugasnya, menaikkan suku bunga acuan lebih kencang dari yang direncanakan. Ketika suku bunga acuan dinaikkan, memang kecenderungannya adalah pelemahan pada pasar saham dan obligasi.
Sebagai catatan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terbilang jarang menyentuh kisaran 2,9%. Sebelum terjadi pada tahun ini, kali terakhir hal tersebut terjadi adalah pada awal 2014. Tingginya imbal hasil saat ini sangat mungkin mendorong investor tergiur untuk menempatkan dananya pada obligasi terbitan pemerintah AS, serta melepas kepemilikannya atas instrumen investasi dari negara-negara berkembang.
Terlebih, Indonesia terus saja menahan 7-Days Reverse Repo Rate di angka 4,25%. Spread antara suku bunga acuan Indonesia dan AS yang menyempit ini harus diwaspadai oleh investor obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pasar Global Menguat, Harga Obligasi RI Koreksi
Obligasi pemerintah Indonesia dilepas, senada dengan aksi jual obligasi pemerintah AS yang juga dilepas oleh investor pada perdagangan kemarin, Kamis (19/4/2018).Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik sebesar 0,7 bps ke level 2,921%, dimana ini merupakan titik tertinggi sejak 21 Februari silam.
Kinerja keuangan positid yang dibukukan korporasi-korporasi AS memberikan kesempatan investor di pasar keuangan untuk mengambil keuntungan. Alih-alih mendorong bursa saham dan obligasi menguat, positifnya laporan keuangan yang sudah dirilis sejauh ini membuat investor yakin bahwa ekonomi Negeri Paman Sam sedang berada dalam kondisi yang baik.
Sebagai catatan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terbilang jarang menyentuh kisaran 2,9%. Sebelum terjadi pada tahun ini, kali terakhir hal tersebut terjadi adalah pada awal 2014. Tingginya imbal hasil saat ini sangat mungkin mendorong investor tergiur untuk menempatkan dananya pada obligasi terbitan pemerintah AS, serta melepas kepemilikannya atas instrumen investasi dari negara-negara berkembang.
Terlebih, Indonesia terus saja menahan 7-Days Reverse Repo Rate di angka 4,25%. Spread antara suku bunga acuan Indonesia dan AS yang menyempit ini harus diwaspadai oleh investor obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pasar Global Menguat, Harga Obligasi RI Koreksi
Most Popular