
LPEM UI: SUN Berpeluang Diburu Jika Suku Bunga Acuan BI Tetap
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 April 2018 10:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan surat utang negara (SUN) mengalami penguatan harga sampai dengan akhir tahun ini, karena Bank Indonesia (BI) berpeluang menahan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate.
Kepala Riset LPEM UI Febrio N. Kacaribu dalam laporan terbarunya menyebutkan beberapa faktor struktural dan perkembangan terbaru dalam 30 hari terakhir menjelaskan bahwa reaksi pasar lebih positif terhadap aset di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
"Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) 10 tahun naik ke 6,98% pada Maret, tetapi kembali turun di dua minggu pertama April menjadi 6,75%. Kami memperkirakan imbal hasil SUN cenderung tetap atau sedikit turun hingga akhir 2018," tuturnya dalam laporan yang dirilis Kamis (19/04).
Inflasi yang relatif lebih stabil dan ekspektasi pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi tahun ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi domestik berada pada posisi lebih kuat.
Pelaku pasar juga melihat komitmen Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar valas guna mencegah depresiasi kurs yang berlebihan. Ini terlihat dari fakta bahwa bank sentral telah menyedot US$ 6 miliar cadangan devisa dalam dua bulan terakhir untuk menjaga kurs rupiah.
Faktor positif bagi aset investasi Indonesia juga muncul dari meredanya kekhawatiran atas perang dagang, membaiknya neraca ekspor barang pada Maret, dan peningkatan peringkat terbaru dari Moody's. akibatnya, arus modal masih mengalir masuk ke Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini ditunjukkan oleh arus modal masuk sebesar US$2,5 miliar dalam 30 hari terakhir dan kurs rupiah yang relatif stabil di kisaran 13.700 per dolar AS.
Nilai tukar juga relatif stabil untuk membantu kinerja ekspor, mengingat ekspor Indonesia sangat bergantung pada bahan baku asing. Pada 2013-2015 depresiasi nilai tukar sebesar 18% diikuti rendahnya nilai ekspor dan impor. Total nilai perdagangan pada periode itu turun dari sekitar US$400 miliar menjadi US$300 miliar per tahun.
"Bank Indonesia dengan demikian perlu mempertahankan kebijakan suku bunga acuan yang stabil dan fokus pada menegaskan komitmen BI terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah," tulis Febrio.
(ags/ags) Next Article Malam Ini Ada Peristiwa Besar, Lelang Obligasi RI Jadi Sepi
Kepala Riset LPEM UI Febrio N. Kacaribu dalam laporan terbarunya menyebutkan beberapa faktor struktural dan perkembangan terbaru dalam 30 hari terakhir menjelaskan bahwa reaksi pasar lebih positif terhadap aset di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
"Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) 10 tahun naik ke 6,98% pada Maret, tetapi kembali turun di dua minggu pertama April menjadi 6,75%. Kami memperkirakan imbal hasil SUN cenderung tetap atau sedikit turun hingga akhir 2018," tuturnya dalam laporan yang dirilis Kamis (19/04).
Pelaku pasar juga melihat komitmen Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar valas guna mencegah depresiasi kurs yang berlebihan. Ini terlihat dari fakta bahwa bank sentral telah menyedot US$ 6 miliar cadangan devisa dalam dua bulan terakhir untuk menjaga kurs rupiah.
Faktor positif bagi aset investasi Indonesia juga muncul dari meredanya kekhawatiran atas perang dagang, membaiknya neraca ekspor barang pada Maret, dan peningkatan peringkat terbaru dari Moody's. akibatnya, arus modal masih mengalir masuk ke Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini ditunjukkan oleh arus modal masuk sebesar US$2,5 miliar dalam 30 hari terakhir dan kurs rupiah yang relatif stabil di kisaran 13.700 per dolar AS.
Nilai tukar juga relatif stabil untuk membantu kinerja ekspor, mengingat ekspor Indonesia sangat bergantung pada bahan baku asing. Pada 2013-2015 depresiasi nilai tukar sebesar 18% diikuti rendahnya nilai ekspor dan impor. Total nilai perdagangan pada periode itu turun dari sekitar US$400 miliar menjadi US$300 miliar per tahun.
"Bank Indonesia dengan demikian perlu mempertahankan kebijakan suku bunga acuan yang stabil dan fokus pada menegaskan komitmen BI terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah," tulis Febrio.
(ags/ags) Next Article Malam Ini Ada Peristiwa Besar, Lelang Obligasi RI Jadi Sepi
Most Popular