Harga Batu Bara Merosot, Dibayangi Energi Hijau

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
17 April 2018 15:21
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka melemah di awal pekan, terkoreksi 0,43% ke US$93/ton. Dihantui menurunnya permintaan batu bara dari China.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka bergerak melemah di awal pekan, dengan koreksi 0,43% ke US$93/ton. Pelemahan tersebut melanjutkan anjloknya harga batu bara sebesar 0,53% dalam sepekan lalu. Sentimen yang sama, yakni menurunnya permintaan batu bara dari China masih menghantui harga si batu hitam.

Harga Batu Bara Merosot, Dibayangi Energi HijauFoto: Raditya Hanung


Pelemahan harga batu bara memang sudah terjadi saat memasuki bulan Maret tahun ini, yang mengakibatkan harga batu bara melemah sebesar 4,37% di sepanjang kuartal I-2018. Harga batu bara bahkan menyentuh titik terendahnya diĀ  2018 pada awal bulan ini. Berdasarkan catatan tim riset CNBC Indonesia, penurunan permintaan oleh Negeri Tirai Bambu setidaknya dipengaruhi oleh beberapa kebijakan.

Pertama, kebijakan pemerintah China yang memperkenalkan standar energi terbarukan dan mewajibkan seluruh Produsen Pembangkit Independen (IPP) China untuk menetapkan 15% dari total pembangkit listrik portofolionya ke energi terbarukan hingga 2020. Kedua, kebijakan pembatasan penggunaan batu bara seiring dengan terjadinya kapasitas berlebih di industri baja dan semen.

Yang terbaru, China juga telah menerapkan pembatasan impor di beberapa pelabuhannya mulai bulan ini, dengan tujuan mengerek harga batu bara domestik, dan menggenjot produksi batu bara lokal. Mengutip Reuters, impor batu bara Negeri Panda diprediksi turun menjadi 250 juta ton tahun ini, atau turun 8% dari capaian 2017.

Bukan hanya China, Korea Selatan juga ikut-ikutan memberikan sentimen yang menekan harga batu bara. Negeri Ginseng dikabarkan menangguhkan lima pembangkit listrik berbahan bakar batu bara selama Maret-Juni 2018.

Selain sisi fundamental, perkembangan perang dagang antara AS-China juga masih berpotensi menghantui harga batu bara. Kemarin, pemerintahan AS yang berencana untuk meningkatkan tekanan perang dagang pada China, dengan mengancam akan memblokir investasi teknologi China di Negeri Paman Sam. Setelah lama tak ada kabarnya, nampaknya isu perang dagang AS-China kembali muncul ke permukaan.

Kementerian Perdagangan AS melarang perusahaan Negeri Paman Sam untuk mendatangkan perangkat maupun komponen telekomunikasi dari korporasi asal China, ZTE. Sanksi ini akan berlaku selama tujuh tahun ke depan. Hukuman ini diterapkan karena ZTE melanggar peraturan dengan mengirimkan barang secara ilegal ke Iran.


(RHG/RHG) Next Article Wabah Corona & Harga Batu Bara Anjlok, Apa Hubungannya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular