
Rupiah Lanjutkan Penguatan Lawan Dolar AS
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 April 2018 12:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sampai siang ini. Dolar AS sedang dalam kondisi yang kurang menguntungkan dan rupiah berhasil memanfaatkannya dengan penguatan.
Pada Selasa (17/4/2018) ukul 12:00 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 13.771. Rupiah menguat meski tipis 0,01%.
Mata uang kawasan bergerak variatif terhadap dolar AS. Seperti rupiah, pelemahan maupun penguatan mata uang Asia pun terjadi dalam rentang tipis.
Angin sedang kurang berpihak kepada dolar AS. Seiring sentimen konflik Suriah yang mereda, investor pun kembali berminat kepada instrumen berisiko. Aset-aset berbasis mata uang negara berkembang (termasuk rupiah) menjadi incaran.
Aliran modal ke Asia bertambah kencang kala rilis data terbaru di China menyebutkan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu pada kuartal I-2018 mencapai 6,8%. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters di angka 6,7%.
Doping penguatan rupiah juga datang dari rilis data perdagangan periode Maret 2018. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$ 1,09 miliar. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 6,14% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni pertumbuhan sebesar 0,8% YoY.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (17/4/2018) ukul 12:00 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 13.771. Rupiah menguat meski tipis 0,01%.
![]() |
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 107,01 | +0,08 |
Yuan China | 6,28 | -0,10 |
Won Korsel | 1.067,70 | +0,18 |
Dolar Taiwan | 29,38 | -0,14 |
Rupee India | 65,54 | -0,12 |
Dolar Singapura | 1,31 | +0,02 |
Ringgit Malaysia | 3,88 | +0,04 |
Peso Filipina | 52,08 | -0,10 |
Baht Thailand | 31,20 | -0,03 |
Angin sedang kurang berpihak kepada dolar AS. Seiring sentimen konflik Suriah yang mereda, investor pun kembali berminat kepada instrumen berisiko. Aset-aset berbasis mata uang negara berkembang (termasuk rupiah) menjadi incaran.
Aliran modal ke Asia bertambah kencang kala rilis data terbaru di China menyebutkan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu pada kuartal I-2018 mencapai 6,8%. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters di angka 6,7%.
Doping penguatan rupiah juga datang dari rilis data perdagangan periode Maret 2018. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$ 1,09 miliar. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 6,14% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni pertumbuhan sebesar 0,8% YoY.
Sementara itu, impor tercatat hanya tumbuh sebesar 9,07% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 11,6% YoY. Surplus pada bulan Maret lantas mengakhiri rentetan defisit yang sudah terjadi sepanjang tiga bulan sebelumnya.
Dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan, surplus neraca perdagangan menjadi kejutan yang dinantikan oleh investor. Pasalnya, surplus neraca perdagangan dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat adanya aliran devisa yang masuk ke dalam negeri.
Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah 0,03%. Sepertinya dolar AS tengah ditinggalkan oleh pelaku pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan, surplus neraca perdagangan menjadi kejutan yang dinantikan oleh investor. Pasalnya, surplus neraca perdagangan dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat adanya aliran devisa yang masuk ke dalam negeri.
Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah 0,03%. Sepertinya dolar AS tengah ditinggalkan oleh pelaku pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular