Bursa Asia Kembali Merah, Respons Sanksi Baru AS untuk China
17 April 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia, mengalami koreksi pada perdagangan tengah hari meskipun sempat menguat didukung oleh rilis laporan pertumbuhan ekonomi China. Aksi balas dendam Amerika Serikat (AS), melarang ekspor perusahan teknologi ZTE, menahan reli saham Asia.
Indeks Nikkei 225 di Jepang terkoreksi 0,01% ke level 21.838,08. Indeks Topix terkoreksi 0,22%, dipicu pelemahan saham dari sektor komoditas, khusunya minyak bumi.
Indeks Hang Seng naik 3,05% ke level 30.318, 64. Indeks saham Shanghai, SSE Composite mengalami koreksi 0,12%. Indeks saham Shenzen terkoreksi 0,48%. Koreksi dipicu oleh, jatuhnya sektor teknologi dan properti di Hong Kong.
Di Korea Selatan, indeks Kospi terkoreksi 0,1%, penguatan sektor otomotif tidak mampu mendukung indeks saham Kospi menguat.
Investor sedang mencermati data pertumbuhan China, kuartal I-2018 sebesar 6,8%. Rilis pertumbuhan ekonomi tersebut, mengalahkan angka estimasi yang diperkirakan hanya akan tumbuh 6,7%. Namun, sentiment negatif perang dagang akan memulai babak barunnya dengan pelarangan, ekspor teknologi produksi perusahaan China ZTE.
Kementrian Perdagangan AS menyatakan, akan melarang ekspor teknologi telekomunikasi ZTE, disebabkan oleh dugaan pengiriman illegal oleh ZTE ke negara Iran dan Korea Utara. AS mengeluarkan kebijakan, dengan melarang ZTE untuk melakukan ekspor ke AS selama 7 tahun.
Selain itu, perusahaan cloud computing seperti Amazon dan Microsoft, dipaksa untuk berkolaborasi dengan China dan membrikan lisensi terhadap produk mereka.
Rencana pengenaan sanksi baru tersebut lantas membuka lembaran baru atas panasnya hubungan kedua negara, pasca AS sebelumnya memberlakukan kebijakan bea masuk atas baja dan aluminium asal china, serta bea masuk atas produk-produk berteknologi tinggi.
(hps)
Indeks Nikkei 225 di Jepang terkoreksi 0,01% ke level 21.838,08. Indeks Topix terkoreksi 0,22%, dipicu pelemahan saham dari sektor komoditas, khusunya minyak bumi.
Indeks Hang Seng naik 3,05% ke level 30.318, 64. Indeks saham Shanghai, SSE Composite mengalami koreksi 0,12%. Indeks saham Shenzen terkoreksi 0,48%. Koreksi dipicu oleh, jatuhnya sektor teknologi dan properti di Hong Kong.
Di Korea Selatan, indeks Kospi terkoreksi 0,1%, penguatan sektor otomotif tidak mampu mendukung indeks saham Kospi menguat.
Investor sedang mencermati data pertumbuhan China, kuartal I-2018 sebesar 6,8%. Rilis pertumbuhan ekonomi tersebut, mengalahkan angka estimasi yang diperkirakan hanya akan tumbuh 6,7%. Namun, sentiment negatif perang dagang akan memulai babak barunnya dengan pelarangan, ekspor teknologi produksi perusahaan China ZTE.
Kementrian Perdagangan AS menyatakan, akan melarang ekspor teknologi telekomunikasi ZTE, disebabkan oleh dugaan pengiriman illegal oleh ZTE ke negara Iran dan Korea Utara. AS mengeluarkan kebijakan, dengan melarang ZTE untuk melakukan ekspor ke AS selama 7 tahun.
Selain itu, perusahaan cloud computing seperti Amazon dan Microsoft, dipaksa untuk berkolaborasi dengan China dan membrikan lisensi terhadap produk mereka.
Rencana pengenaan sanksi baru tersebut lantas membuka lembaran baru atas panasnya hubungan kedua negara, pasca AS sebelumnya memberlakukan kebijakan bea masuk atas baja dan aluminium asal china, serta bea masuk atas produk-produk berteknologi tinggi.
Artikel Selanjutnya
Bursa Saham Asia Ditutup Bervariasi Jelang Akhir Pekan
(hps)