Perang Suriah Jadi Fokus, Bursa Asia Mayoritas Ditutup Turun

Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
16 April 2018 17:03
Investor khawatir yang tercermin dari pergerakan saham-saham di bursa asia, meskipun analis menilai konflik belum tentu akan berkecamuk.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham Asia ditutup terkoreksi akibat diterpa perang Suriah. Investor khawatir yang tercermin dari pergerakan saham-saham di bursa asia, meskipun analis menilai konflik belum tentu akan berkecamuk.

Indeks saham Jepang tercatat salah satu bursa utama asia yang menguat dimana, indeks Nikkei 225 naik 0,3% ke level 21.835,53 dan Topix 0,63% ke level 1.729, 36. Penguatan juga, diikuti oleh bursa saham Korea Selatan yang menguat 0,1%.

Indeks saham Hong Kong, Hang Seng trekoreksi 1,6% ke level 30.315,59, sementara indeks saham Shanghai terkoreksi 1,5% ke level 3.110,65. Sementara ini, investor masih menunggu laporan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama di China. Di sisi lain, bursa Singapura mengalami koreksi 0,2%.

Pelamahan bursa Hong Kong, dipicu oleh turunnya sektor properti di tengah isu turunnya suku bunga. Selain itu, indeks nilai tukar dolar Hong Kong yang rendah terhadap mata uang dollar, memaksa Bank Hong Kong untuk memperkuat dolar Hong Kong.

Nilai tukar Hong Kong saat ini, sebesar 7.85 HKD. Otoritas Moneter Hong Kong, telah meanggarkan US$ 1,7 miliar untuk memperkuat nilai tukarnya terhadap dolar AS yang terkena imbas kenaikan suku bunga AS.

Analis Capital Economics, Chang Liu menyatakan ada kemungkinan bagi pihak otoritas keuangan Hong Kong, untuk menaikkan tingkat suku bunga dan berimbas terhadap pasar properti Hong Kong. Sehingga, sektor properti turun dan melemahkan ekonomi domestik.

Isu konflik Suriah, turut mengerek bursa Asia menuju zona merah. Konflik yang didalangi oleh Amerika Serikat (AS) dan koalisinya yaitu negara Inggris dan Prancis, melancarkan serangan misil pada akhir pekan sebagai respon terhadap serangan kimia di Suriah.

Managing Director Eurasia Group, And Callum menyatakan bahwa tingkat kecemasan investor, dalam merespons konflik di Suriah akan meningkat. "Terdapat peningkatan signifikan terhadap konflik Suriah, meskipun arah konflik sendiri belum jelas", ujar And Callum. Dia juga menambahkan" Namun, ada kemungkinan saham untuk kembali reli, jika Rusia tidak melancarkan serangan balasan", ucap Callum.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular