Trump Ancam Luncurkan Misil ke Suriah, Dolar Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 April 2018 08:51
Dolar AS nampak kurang bertenaga, meski mendapat suntikan dari sentimen kenaikan suku bunga acuan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (ASI dibuka menguat tipis. Dolar AS nampak kurang bertenaga, meski mendapat suntikan dari sentimen kenaikan suku bunga acuan.

Pada Kamis (12/4/2018), dolar AS kala pembukaan pasar spot berada di Rp 13.755. Rupiah menguat tipis 0,01%. 

Gara-gara Suriah, Dolar AS Tertekan dan Rupiah MenguatReuters
Greenback sepertinya lesu, karena dibandingkan mata uang dunia pun bergerak depresiatif. Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang dunia, melemah 008%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini terkoreksi 1,06%. 

Gara-gara Suriah, Dolar AS Tertekan dan Rupiah MenguatReuters
Padahal, sejatinya greenback punya momentum untuk menguat. Pada Maret, laju inflasi AS tercatat 2,4% year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,2% YoY. Oleh karena itu, yang muncul di benak investor adalah kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif.  

Ditambah lagi Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) dalam risalah rapat atau minutes meeting bulan lalu mulai mencium pertanda percepatan laju perekonomian Negeri Paman Sam. Kekhawatiran pun semakin menebal. 

"Seluruh partisipan sepakat ekonomi sudah semakin kuat dalam beberapa bulan ini. Oleh karena itu, inflasi diperkirakan akan naik dalam bulan-bulan ke depan," sebut risalah itu. 

Dengan perkembangan ini, maka kartu kenaikan suku bunga acuan lebih dari tiga kali kembali ada di atas meja. Kenaikan suku bunga, apalagi secara agresif, semestinya menjadi kabar gembira untuk mata uang karena ekspektasi inflasi akan terjangkar. 

Namun ternyata investor lebih mencemaskan situasi di Suriah. Beberapa waktu lalu, sebuah serangan senjata kimia terjadi di Suriah. Kecurigaan langsung mengarah kepada rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Amerika Serikat (AS), sang polisi dunia, tentu tidak tinggal diam. Presiden AS Donald Trump menegaskan akan ada pembalasan yang keras terhadap serangan tersebut. Hubungan AS dengan Rusia dan Iran, pendukung al-Assad, ikut memanas. Situasi ini bisa mengarah ke konflik militer baru.
 

Dalam cuitannya di Twitter, bahkan Trump tak segan bicara meluncurkan misil ke Suriah. Eks taipan properti ini juga mengingatkan Rusia agar tidak berkongsi dengan rezim al-Assad. 

"Rusia berjanji untuk menembak jatuh semua misil yang diarahkan ke Suriah. Bersiaplah, Rusia. Mereka (misil) akan datang. Baru dan 'pintar'. Anda seharusnya tidak bermitra dengan binatang yang membunuh rakyatnya dengan gas dan menikmatinya!" tegas Trump. 

Pelaku pasar khawatir konflik bersenjata AS-Rusia benar-benar akan meletus. Bila ketegangan fisik terjadi, maka dampaknya akan sangat luas. Gesekan fisik atau perang terbuka memang lebih menakutkan ketimbang kenaikan suku bunga sehingga sepertinya sentimen ini lebih dominan mempengaruhi pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular