Suriah Memanas, Strait Times Justru Menguat 0,17%

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 April 2018 08:32
Dari 30 saham di indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 14 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham ditransaksikan melemah, sementara 4 tak berubah.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Strait Times dibuka menguat 0,17% ke level 3.485,61 poin. Dari 30 saham yang masuk daftar indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 14 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham ditransaksikan melemah, sementara 4 lainnya tak mencatatkan perubahan harga.

Sentimen memanasnya konflik di Timur Tengah sebenarnya kurang mendukung bagi bursa saham regional. Ada potensi hubungan AS dengan Suriah berikut dengan sekutunya yaitu Rusia dan Iran akan memburuk.

Akhir pekan lalu, terjadi serangan gas beracun di Douma, sebuah kota di Suriah yang dikuasai oleh pemberontak. Setidaknya sebanyak 60 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 1.000 orang lainnya terluka. Kecurigaan langsung mengarah kepada rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Pasalnya, serangan macam ini bukan kali pertama yang terjadi dibawah pimpinannya.

AS dan beberapa negara sekutunya lantas mempertimbangkan opsi untuk menyerang Suriah sebagai aksi balasan terhadap Presiden Bashar. Namun, Rusia memperkeruh suasana dengan mengancam menembak hancur semua rudal AS yang mengarah ke Suriah.

Presiden AS Donald Trump pun seakan mengonfirmasi melalui akun Twitter bahwa serangan (rudal) memang akan terjadi. Ia bahkan menyarankan Rusia untuk bersiap-siap.

"Rusia berjanji untuk menembak jatuh semua misil yang diarahkan ke Suriah. Bersiaplah, Rusia. Mereka (misil) akan datang, baru dan 'pintar'. Anda seharusnya tidak bermitra dengan binatang yang membunuh rakyatnya dengan gas dan menikmatinya!" tegas melalui akun Twitter @realDonaldTrump kemarin (11/4/2018) pukul 17:57 WIB.

Tak cukup sampai disitu, Trump yang nampaknya sedang panas lanjut mengungkapkan bahwa hubungan AS dengan Rusia saat ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah, bahkan lebih buruk dari pada saat perang dingin.

Namun, serangan rudal yang belum juga diluncurkan sampai saat ini membuka ruang bagi pelaku pasar untuk berbelanja aset-aset beresiko seperti saham.

Pada hari ini, pukul 12:00 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Februari dijadwalkan untuk dirilis. Rilis data tersebut bisa memberi suntikan energi tambahan bagi bursa saham Singapura.
Next Article Singapura Resesi: Begini Kinerja Indeks Straits Times vs IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular