Bursa Asia Ditutup Bervariasi Setelah Perang Dagang Reda

Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
11 April 2018 16:28
Pernyataan Presiden China, Xi Jinping dalam pidatonnya, di forum bisnis Boao mampu menurunkan gejolak perang dagang yang terus memanas.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup bervariatif, setelah sempat reli akibat redannya tensi perang dagang. Pernyataan Presiden China, Xi Jinping dalam pidatonnya, di forum bisnis Boao mampu menurunkan gejolak perang dagang yang terus memanas.

Indeks bursa saham Jepang, Nikkei 225 terkoreksi 0,5% ke level 21.687,103. Indeks bursa saham Hong Kong, Hang Seng menguat 0,6% ke level 30.897,71. Indeks bursa saham Shanghai, SSE Composite naik 0,6% ke level 3.208,08.

Bursa saham Singapura naik 0,5%, bursa Korea Selatan terkoreksi 0,3%, dan bursa Taiwan naik 0,4%. Sementara bursa Australia terkoreksi 0,5% disusul oleh New Zealand.

Pidato Presiden Xi Jinping, menjadi angin sejuk dalam pergerakan bursa saham global hari ini. Dalam pidatonnya Presiden Xi Jinping menyatakan akan membuka lebar pintu ekonomi negarannya, membebaskan tarif impor terhadap otomotif, dan mengambil tindakan terhadap hak kekayaan intelektual AS.  

Dalam menanggapi isi pidato Presiden Xi Jinping. Presiden Donald Trump merespon melalui twitternya, dengan menyatakan "Terimakasih banyak untuk Presiden Xi Jinping, dengan ini kita dapat membuat kerjasama ekonomi dan kemajuan bersama!", ujar Presiden Donald Trump dalam twitternya.

Head of Asia-Pacific Trading OANDA Stephen Innes menjelaskan, "Investeor sedang membutuhkan kabar baik, dan kabar pidato Presiden Xi Jinping menjadi katalis baik dan musik di telinga mereka, setelah sempat diterjang perang dagang," ujar Stephen Innes.

Innes menambahkan, "Sementara ini investor sedang merayakan kemenangan, dengan turunnya tensi perang dagang, tapi bukan tidak mungkin isu perang dagang akan bergeser dari panggung politik cepat atau lambat," kata Stephen Innes

Di sisi lain, sektor energi menjadi salah satu sektor yang menunjukan performa terbaik dan sempat reli 3% setelah penandatanganan kontrak minyak pada Selasa. Sektor minyak mentah, juga merespons positif penurunan tensi perang dagang meskipun sempat dirundung kecemasan akibat isu serangan senjata kimia di Suriah dan kabar AS memberikan sanksi terhadap Iran.

Perusahaan minyak mentah Hong Kong (CNOOC) dan Petro China menguat lebih dari 4% disusul oleh Sinopec. Inpex menguat lebih dari 3% di Tokyo dan Wood side Petroleum naik lebih dari 1,2% di Australia.

Tapi, harga minyak sempat jatuh di Asia hari ini, disusul oleh rilis data kenaikan harga minyak oleh AS sehingga menyebabkan permintaan terhadap minyak turun. Selain itu, kabar raja Arab Saudi dan anggota OPEC yang menanti kenaikan harga minyak naik US$80 per barel.
(hps) Next Article Bursa Asia Mixed, Hang Seng - Shang Hai Kompak Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular