Drama Perang Dagang Belum Usai, Rupiah Mampu Menguat 0,07%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2018 16:36
Isu perang dagang yang agak mereda hari ini ikut membantu penguatan rupiah dan mata uang kawasan.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih bergerak apresiatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Isu perang dagang yang agak mereda hari ini ikut membantu penguatan rupiah dan mata uang kawasan.

Pada Senin (9/4/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.760. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu. 

Bahkan pada perdagangan hari ini rupiah mampu menguat sampai Rp 13.755/US$. Sementara posisi terlemah rupiah ada di Rp 13.771/US$. 

Reuters
Senada dengan rupiah, mata uang regional juga perkasa terhadap greenback. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia dibandingkan dolar AS, seperti dikutip dari Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang107,08-0,16
Yuan China6,31-0,09
Won Korsel1.068,74+0,09
Rupee India64,98-0,09
Dolar Singapura1,31+0,18
Ringgit Malaysia3,87+0,01
Baht Thailand31,25+0,03

Sentimen perang dagang hari ini boleh mereda. Kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menulis cuitan di Twitter bahwa kesepakatan dengan China akan segera tercapai. Eks taipan properti tersebut juga memuji sosok Presiden China, Xi Jinping. Trump menyebut Xi sebagai sahabat. 

Akhir pekan lalu, Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, juga berupaya menenangkan pasar. Mengutip CNBC, Kudlow mengakui bahwa negosiasi soal tarif bea masuk dengan China memang belum menemui kesimpulan. Namun, dia menegaskan bahwa sejauh ini belum ada perang dagang antara AS dengan China. 

Cuitan Trump maupun penyataan Kudlow membawa optimisme di pasar bahwa para pemimpin di AS dan China masih berupaya untuk menghindari perang dagang. Bila perang dagang AS-China tidak terjadi, maka arus perdagangan dunia akan lancar sehingga setiap negara bisa menikmati devisa dari ekspor. Akibatnya, mata uang Asia bergerak menguat. 

Drama Perang Dagang Berlanjut

Namun drama perang dagang ini masih jauh dari selesai karena China kembali menyatakan komentar keras. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan AS sepenuhnya bersalah atas friksi dagang yang terjadi saat ini. Geng bahkan menegaskan dalam kondisi sekarang tidak mungkin melakukan negosiasi. 

"Dalam situasi yang sekarang, kedua pihak semakin tidak bisa bernegosiasi. AS mengancam menerapkan sanksi, tetapi di saat yang sama mereka juga ingin berdialog. Saya tidak mengerti maksud mereka. Ini semua murni terjadi karena provokasi AS," tegas Geng, mengutip Reuters. 

Selanjutnya, perhatian akan tertuju kepada Presiden China Xi Jinping yang berpidato di Boao Forum pada 10 April waktu setempat. Jika Presiden Xi memberi nada lunak soal perang dagang, maka masih ada harapan dan menjadi sentimen positif. Namun bila Presiden Xi ikut panas, maka bisa membuat pelaku pasar semakin grogi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular