
Hingga Tengah Hari, Rupiah Masih Menguat di Hadapan Dolar AS
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2018 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak terhadap Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan awal pekan ini. Sentimen perang dagang yang mereda (setidaknya untuk saat ini) memberi dorongan penguatan rupiah dan mata uang Asia.
Pada Senin (9/4/2018) pukul 12.00 WIB, dolar AS dibanderol di Rp 13.765. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya.
Rupiah bergerak searah dengan mata uang kawasan yang cenderung menguat terhadap greenback. Berikut perkembangan nilai tukar beberapa mata uang Asia dibandingkan dolar AS:
Investor kembali ke mode risk off setelah sejauh ini sentimen perang dagang mereda. Washington mencoba meredakan tensi perang dagang dengan berbagai komentar bernada positif.
Kemarin, Presiden AS Donald Trump mencuit di Twitter bahwa kesepakatan dengan China akan segera tercapai. Eks taipan properti tersebut juga memuji sosok Presiden China, Xi Jinping. Trump menyebut Xi sebagai sahabat.
Akhir pekan lalu, Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, lagi-lagi mencoba menenangkan pasar. Mengutip CNBC, Kudlow mengakui bahwa negosiasi soal tarif bea masuk dengan China memang belum menemui kesimpulan. Namun, dia menegaskan bahwa sejauh ini belum ada perang dagang antara AS dengan China.
"Ini bukan perang dagang. Apa yang terjadi merupakan pendekatan emosional yang masih moderat, tetapi bukan perang dagang," tegasnya.
Cuitan Trump maupun penyataan Kudlow membawa optimisme di pasar bahwa para pemimpin di AS dan China masih berupaya untuk menghindari perang dagang. Bila perang dagang AS-China tidak terjadi, maka arus perdagangan dunia akan lancar sehingga setiap negara bisa menikmati devisa dari ekspor. Akibatnya, mata uang Asia bergerak menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Senin (9/4/2018) pukul 12.00 WIB, dolar AS dibanderol di Rp 13.765. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya.
![]() |
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 107,01 | -0,09 |
Yuan China | 6,29 | +0,11 |
Won Korsel | 1.066,05 | +0,35 |
Rupee India | 64,88 | +0,05 |
Dolar Singapura | 1,31 | +0,17 |
Ringgit Malaysia | 3,86 | +0,18 |
Baht Thailand | 31,28 | -0,06 |
Investor kembali ke mode risk off setelah sejauh ini sentimen perang dagang mereda. Washington mencoba meredakan tensi perang dagang dengan berbagai komentar bernada positif.
Kemarin, Presiden AS Donald Trump mencuit di Twitter bahwa kesepakatan dengan China akan segera tercapai. Eks taipan properti tersebut juga memuji sosok Presiden China, Xi Jinping. Trump menyebut Xi sebagai sahabat.
Akhir pekan lalu, Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, lagi-lagi mencoba menenangkan pasar. Mengutip CNBC, Kudlow mengakui bahwa negosiasi soal tarif bea masuk dengan China memang belum menemui kesimpulan. Namun, dia menegaskan bahwa sejauh ini belum ada perang dagang antara AS dengan China.
"Ini bukan perang dagang. Apa yang terjadi merupakan pendekatan emosional yang masih moderat, tetapi bukan perang dagang," tegasnya.
Cuitan Trump maupun penyataan Kudlow membawa optimisme di pasar bahwa para pemimpin di AS dan China masih berupaya untuk menghindari perang dagang. Bila perang dagang AS-China tidak terjadi, maka arus perdagangan dunia akan lancar sehingga setiap negara bisa menikmati devisa dari ekspor. Akibatnya, mata uang Asia bergerak menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular