Indeks Shanghai Dibuka Turun 0,18%, Hang Seng Melonjak 0,87%
09 April 2018 08:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,18% ke level 3.125,44 poin, sementara indeks Hang Seng menguat hingga 0,87% ke level 30.128,9 poin.
Dari data ekonomi, pada akhir pekan lalu China mengumumkan cadangan devisa per akhir Maret berada di level US$ 3,143 triliun, lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang sebesar US$ 3,146 triliun. Namun, capaian tersebut naik cukup tinggi dari nilai per akhir Februari yang hanya sebesar US$ 3,134 triliun. Sementara itu, Hong Kong dijadwalkan merilis data cadangan devisa periode yang sama pada hari ini.
Pada perdagangan hari ini, investor masih mencermati perkembangan kebijakan perdagangan antara China dan AS, setelah aksi saling balas mengenakan bea masuk terjadi pada minggu lalu antar dua negara dengan nilai ekonomi jumbo tersebut.
Perkembangan terakhir, melalui media sosial Twitter Trump mengatakan bahwa China akan membatalkan kebijakan bea masuknya dikarenakan itu merupakan 'hal yang tepat untuk dilakukan'. Investor kini menantikan kelanjutan dari kisah tersebut.
Kemudian, investor juga berusaha mencerna makna dari data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat lalu (6/4/2018). Sepanjang bulan lalu, penciptaan lapangan kerja non-pertanian di AS tercatat sebesar 103.000, jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 193.000. Sementara itu, tingkat pengangguran per akhir Maret nyatanya masih berada di angka 4,1%, lebih tinggi dari estimasi pelaku pasar yang memperkirakan tingkat pengangguran akan melandai ke angka 4%.
Namun, tingkat pertumbuhan upah sepanjang Maret tercatat sebesar 0,3% MoM, sesuai dengan estimasi. Capaian ini juga lebih baik dari periode Februari yang hanya sebesar 0,1% MoM. Di satu sisi, lemahnya penciptaan tenaga kerja dan masih tingginya angka pengangguran mungkin akan membuat the Federal Reserve berhati-hati dalam melakukan normalisasi kebijakan. Namun di sisi lain, pertumbuhan tingkat upah yang cukup kuat membuka ruang bagi sang bank sentral untuk menginjak gas lebih kencang dari yang sebelumnya mereka rencanakan.
Dari sisi geopolitik, pemerintahan AS kini telah mengonfirmasi niat dari Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un terkait dengan program denuklirisasi. Hal tersebut disampaikan oleh orang dalam pemerintahan Trump kepada NBC News, seperti dikutip dari CNBC. Langkah pertemuan antar kedua negara yang direncakan sebelum akhir Mei mendatang lantas menjadi semakin terbuka.
Sebelumnya, kebenaran dari niat Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi belum dapat dikonfirmasi secara penuh, lantaran hal tersebut hanya disampaikan oleh Korea Selatan dan China.
(hps)
Dari data ekonomi, pada akhir pekan lalu China mengumumkan cadangan devisa per akhir Maret berada di level US$ 3,143 triliun, lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang sebesar US$ 3,146 triliun. Namun, capaian tersebut naik cukup tinggi dari nilai per akhir Februari yang hanya sebesar US$ 3,134 triliun. Sementara itu, Hong Kong dijadwalkan merilis data cadangan devisa periode yang sama pada hari ini.
Pada perdagangan hari ini, investor masih mencermati perkembangan kebijakan perdagangan antara China dan AS, setelah aksi saling balas mengenakan bea masuk terjadi pada minggu lalu antar dua negara dengan nilai ekonomi jumbo tersebut.
Perkembangan terakhir, melalui media sosial Twitter Trump mengatakan bahwa China akan membatalkan kebijakan bea masuknya dikarenakan itu merupakan 'hal yang tepat untuk dilakukan'. Investor kini menantikan kelanjutan dari kisah tersebut.
Kemudian, investor juga berusaha mencerna makna dari data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat lalu (6/4/2018). Sepanjang bulan lalu, penciptaan lapangan kerja non-pertanian di AS tercatat sebesar 103.000, jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 193.000. Sementara itu, tingkat pengangguran per akhir Maret nyatanya masih berada di angka 4,1%, lebih tinggi dari estimasi pelaku pasar yang memperkirakan tingkat pengangguran akan melandai ke angka 4%.
Namun, tingkat pertumbuhan upah sepanjang Maret tercatat sebesar 0,3% MoM, sesuai dengan estimasi. Capaian ini juga lebih baik dari periode Februari yang hanya sebesar 0,1% MoM. Di satu sisi, lemahnya penciptaan tenaga kerja dan masih tingginya angka pengangguran mungkin akan membuat the Federal Reserve berhati-hati dalam melakukan normalisasi kebijakan. Namun di sisi lain, pertumbuhan tingkat upah yang cukup kuat membuka ruang bagi sang bank sentral untuk menginjak gas lebih kencang dari yang sebelumnya mereka rencanakan.
Dari sisi geopolitik, pemerintahan AS kini telah mengonfirmasi niat dari Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un terkait dengan program denuklirisasi. Hal tersebut disampaikan oleh orang dalam pemerintahan Trump kepada NBC News, seperti dikutip dari CNBC. Langkah pertemuan antar kedua negara yang direncakan sebelum akhir Mei mendatang lantas menjadi semakin terbuka.
Sebelumnya, kebenaran dari niat Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi belum dapat dikonfirmasi secara penuh, lantaran hal tersebut hanya disampaikan oleh Korea Selatan dan China.
Artikel Selanjutnya
Indeks Shanghai Dibuka Naik 0,19%, Hang Seng Terkoreksi 0,08%
(hps)