
Cadangan Devisa Malaysia Naik Nyaris 4%, RI Turun 1,58%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2018 11:56

Kuala Lumpur, CNBC Indonesia - Malaysia mencatat kenaikan cadangan devisa pada Maret 2018 dibandingkan bulan sebelumnya. Hal sebaliknya terjadi di Indonesia, cadangan devisa justru turun.
Mengutip siaran tertulis Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia/BNM), Sabtu (6/4/2018), cadangan devisa Negeri Harimau Malaya pada akhir Maret adalah US$ 107,8 miliar. Jumlah ini naik 3,95% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 103,7 miliar.
"Cadangan devisa Maret memadai untuk membiayai 7,4 bulan impor dan 1,1 kali dari utang luar negeri jangka pendek," sebut pernyataan BNM. Berikut rincian dari cadangan devisa Malaysia (dalam US$ miliar):
Kenaikan cadangan devisa Malaysia ditopang oleh arus modal yang masih mengalir deras masuk ke negara tersebut. Sepanjang Maret, investor asing di pasar saham Malaysia mencatatkan beli bersih US$ 89,6 juta.
Hal sebaliknya terjadi di Indonesia. Cadangan devisa Indonesia pada Maret 2018 tercatat US$ S$ 126,03 miliar. Angka tersebut turun US$ 2,02 miliar atau 1,58% dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa salah satu hal yang membuat cadangan devisa tergerus adalah untuk stabilisasi nilai tukar.
"Penurunan cadangan devisa pada Maret 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," kata BI dalam siaran pers yang disampaikan oleh Pjs Kepala Grup Departemen Komunikasi, Junanto Herdiawan.
Sepanjang Maret, rupiah melemah 0,11% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara point to point. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap AS pada Maret adalah Rp 13.756/US$, melemah 1,15% dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya.
Di pasar saham, investor asing masih cenderung keluar. Selama kuartal I-2018, investor asing membukukan jual bersih Rp 23,5 triliun. Dalam sebulan, rata-ratanya mencapai Rp 7,83 triliun.
Ini yang membuat BI mengeluarkan amunisi berupa cadangan devisa. Tanpa intervensi BI, mungkin rupiah bisa melemah lebih dalam. Meski intervensi itu harus dibayar dengan penurunan cadangan devisa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Cadangan Devisa Indonesia dan China Anjlok, Ada Apa Ini?
Mengutip siaran tertulis Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia/BNM), Sabtu (6/4/2018), cadangan devisa Negeri Harimau Malaya pada akhir Maret adalah US$ 107,8 miliar. Jumlah ini naik 3,95% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 103,7 miliar.
![]() |
"Cadangan devisa Maret memadai untuk membiayai 7,4 bulan impor dan 1,1 kali dari utang luar negeri jangka pendek," sebut pernyataan BNM. Berikut rincian dari cadangan devisa Malaysia (dalam US$ miliar):
Cadangan valas | 101,3 |
Cadangan IMF | 0,8 |
Special Drawing Rights (SDR) | 1,2 |
Emas | 1,6 |
Lainnya | 2,9 |
Total | 107,8 |
Kenaikan cadangan devisa Malaysia ditopang oleh arus modal yang masih mengalir deras masuk ke negara tersebut. Sepanjang Maret, investor asing di pasar saham Malaysia mencatatkan beli bersih US$ 89,6 juta.
Hal sebaliknya terjadi di Indonesia. Cadangan devisa Indonesia pada Maret 2018 tercatat US$ S$ 126,03 miliar. Angka tersebut turun US$ 2,02 miliar atau 1,58% dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa salah satu hal yang membuat cadangan devisa tergerus adalah untuk stabilisasi nilai tukar.
![]() |
Sepanjang Maret, rupiah melemah 0,11% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara point to point. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap AS pada Maret adalah Rp 13.756/US$, melemah 1,15% dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya.
![]() |
Ini yang membuat BI mengeluarkan amunisi berupa cadangan devisa. Tanpa intervensi BI, mungkin rupiah bisa melemah lebih dalam. Meski intervensi itu harus dibayar dengan penurunan cadangan devisa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Cadangan Devisa Indonesia dan China Anjlok, Ada Apa Ini?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular