Pelemahan Rupiah Jadi Benteng Penahan Serbuan Produk China

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
06 April 2018 16:03
Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada hari ini bergerak melemah. Namun, ada hikmah di balik pelemahan rupiah terhadap yuan.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada hari ini bergerak melemah. Namun, ada hikmah di balik pelemahan rupiah terhadap sang renminbi alias mata uang rakyat tersebut.

Pada Jumat (6/4/2018) pukul 14:30, CNY 1 dibanderol Rp 2.184,46. Rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,07% dibandingkan penutupan sebelumnya. Sejak awal tahun, Rupiah sudah terdepresiasi hingga 4,8% terhadap mata uang Negeri Tirai Bambu. 

Foto: Reuters
Tensi perang dagang kembali memanas seiring rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif impor tambahan sebesar US$ 100 miliar terhadap barang-barang China yang masuk ke AS. Langkah ini merupakan balasan atas tindakan China yang juga mengenakan bea masuk kepada barang-barang impor dari AS.

Tensi perang dagang kembali memanas, saling balas masih terjadi. Sejauh ini, perkembangan perang dagang AS vs China masih sangat dinamis.

Bagi China, AS merupakan pasar ekspor utama. Sepanjang 2017, ekspor China ke AS mencapai US$ 256,75 miliar atau menduduki peringkat pertama.

Ketika pasar AS sulit dimasuki, maka China akan mencoba mengalihkan ekspornya ke negara-negara lain, bukan tidak mungkin Indonesia. China sendiri sudah menjadi importir utama bagi Indonesia. Pada 2017, impor dari China menempati urutan teratas dengan nilai US$ 35,76 miliar. Produk China berpotensi semakin membanjir di Indonesia.

Namun, perkembangan rupiah bisa menjadi benteng pelindung dari serbuan produk China. Pelemahan rupiah atas yuan membuat produk China menjadi mahal sehingga mendatangkan produk China menjadi kurang menguntungkan. Ini bisa mengurangi minat dunia usaha untuk mengimpor barang made in China.

Pelemahan rupiah juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke China. Sejumlah produk yang banyak diekspor ke China antara lain kayu (plywood) dan batu bara.

Namun produk-produk tersebut minim pengolahan sehingga Indonesia kurang menikmati nilai tambahnya. Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk manufaktur ke China.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Kurs Yuan Tenggelam, Karena China Siap Perang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular