Tertekan Sentimen Perang Dagang, IHSG Terkoreksi 0,04%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 April 2018 12:23
Transaksi berlangsung sangat sepi yaitu hanya Rp 2,4 triliun dengan volume sebanyak 4,76 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 184.110 kali.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG terkoreksi 0,04% ke level 6.180,81 poin sampai dengan akhir sesi I. Sebanyak 163 saham diperdagangkan melemah, 147 saham menguat, sementara 262 lainnya tak mencatatkan perubahan harga. Transaksi berlangsung sangat sepi yaitu hanya Rp 2,4 triliun dengan volume sebanyak 4,76 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 184.110 kali.

Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang diperdagangkan bervariasi: indeks Nikkei menguat 0,27%, indeks Hang Seng menguat 1,26%, indeks Strait Times menguat 0,57%, indeks Kospi melemah 0,56%, indeks SET (Thailand) menguat 0,87%, dan indeks KLCI (Malaysia) melemah 0,13%.

Tekanan bagi bursa saham regional datang dari keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memerintahkan United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan pengenaan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China.

Trump menyatakan, opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.

Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar kedua negara dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan AS siap bernegosiasi dengan China.

Dari dalam negeri, investor menanggapinya dengan melepas saham-saham berkapitalisasi pasar besar, terutama yang berasal dari sektor jasa keuangan. Sektor ini tercatat turun 0,34%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG.

Anjloknya sektor jasa keuangan banyak didorong oleh penurunan harga saham dua emiten perbankan yang masuk dalam kategori bank BUKU IV, yaitu PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,41%) dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,65%).

Baru saja investor dipaksa mencerna kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) averaging (dari 1,5% menjadi 2%) yang diumumkan Bank Indonesia (BI) kemarin, mereka kini kembali dihadapkan dengan kembali memanasnya risiko perang dagang.

Masih tak kondusifnya kondisi eksternal membuat investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, kali ini senilai Rp 31,84 miliar. PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 34,37 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 32,83 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 13,22 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 9,32 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 7,31 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing sampai dengan akhir sesi I.
(ank/wed) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular