Kemarin Rp 10.500, Dolar Singapura Kini Rp 10.482

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 April 2018 11:20
Kemarin, SG$ 1 sempat dihargai di kisaran Rp 10.500. Namun sekarang sudah turun lagi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura hari ini bergerak melemah. Penguatan dolar Singapura dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap kenaikan tingkat suku bunga acuan pada bulan ini. 

Pada Rabu (4/4/2018) SG$ 1 dibanderol di harga Rp 10.482,90. Rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,14% dibandingkan penutupan di hari sebelumnya. 

Reuters
Selama setahun terakhir, posisi rupiah memang loyo terhadap dolar singapura. Hal ini terlihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang tersebut yang mengalami depresiasi hingga 10%.   

Reuters
Kemarin, SG$ 1 sempat dihargai di kisaran Rp 10.500. Namun sekarang sudah turun lagi meski dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin masih terjadi pelemahan. 


Walau begitu, sejumlah bank masih menjual dolar Singapura di level Rp 10.500. Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di beberapa bank besar: 

Nama BankKurs JualKurs Beli
Bank MandiriRp 10.511,00Rp 10.478,00
Bank BNIRp 10.351,00Rp 10.651,00
Bank BRIRp 10.423,80Rp 10.558,86
Bank BCARp 10.607,00Rp 10.370,00
Bank BTNRp 10.098,00Rp 10.433,00
      
Ekspektasi pasar terhadap adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan menjadi faktor yang mendominasi penguatan dolar singapura terhadap mata uang kawasan, termasuk rupiah. Pasar memperkirakan Monetary Authority of Singapore (MAS) akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik. 

Ini terlihat dari tingkat inflasi Maret 2018 yang mencapai 1,7%. Jauh di atas inflasi target yang ditetapkan oleh MAS yaitu di kisaran 0-1%. Akibatnya pasar memperkirakan bahwa MAS akan menaikkan tingkat suku bunga untuk menahan laju pertumbuhan agar tidak terlalu cepat. 

Rupiah sebenarnya punya peluang untuk menguat terhadap dolar Singapura. Hawa perang dagang yang memanas menjadi sentimen negatif bagi Singapura sebagai negara eksportir. 

Data World Integrated Trade Solution (WITS) Bank Dunia 2016 memperlihatkan AS dan China merupakan pasar ekspor utama bagi Negeri Singa dengan pangsa pasar mencapai 22,8%.

Perang dagang menimbulkan penurunan permintaan domestik bagi industri di AS dan China sehingga berdampak kepada permintaan barang luar menjadi ikut turun. Artinya ekspor Singapura akan terhambat dan pasokan devisa dari perdagangan akan berkurang.

Dampaknya adalah nilai tukar kehilangan pijakan penguatan. Jika ini terjadi maka kemungkinan rupiah bisa bangkit di hadapan dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Rupiah Melemah, Bank Jual Dolar Singapura Sampai Rp 10.600

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular