
OCBC NISP akan Terbitkan Obligasi Konversi Rp 1 T
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 April 2018 13:19

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) berencana menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) senilai Rp 1 triliun, untuk memperkuat struktur permodalan. Hal tersebut dilakukan perseroan dilakukan sesuai dengan amanat Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Bank OCBC NISP Hartati mengungkapkan, penerbitan obligasi konversi akan dilakukan sebelum akhir 2018. "Kami sedang kaji instrumen yang tepat yang akan diselesaikan sebelum akhir 2018 dengan tidak lebih dari Rp 1 triliun," ujar Hartati dalam acara Pemaparan Kinerja Bank OCBC NISP di Gedung OCBC NISP Tower, Selasa (3/4/2018).
Melaui penerbitan obligasi konversi tersebut, perseroan berharap rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bisa berada di atas 17%. Sedangkan faktor lain yang bisa mempengaruhi CAR adalah pemenuhan capital surcharge sebesar 1% untuk bank yang masuk kategori sistemik.
"Car kami jaga di angka 17%, yakni dari laba usaha 2018 dan juga bisa menambah modal dari obligasi,"jelas dia.
Dari sisi pengembangan bisnis, perseroan menargetkan penyaluran kredit di angka 10-15%. Begitu juga dengan perolehan laba yang ditarget di angka 10-15%.
Sementara sampai akhir 2017, perseroan mencatat perolehan laba bersih hingga akhir 2017 sebesar Rp 2,2 triliun. Nilai tersebut meningkat 22% dibandingkan perolehan pada 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun
Perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 6,03 triliun dan pendapatan operasional lainnnya sebesar Rp 1,51 triliun. Parwati mengungkapkan, pertumbuhan laba tersebut bukan merupakan hasil yang instan, melainkan kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya.
"Pada 2018 kami mengupayakan akselerasi pertumbuhan bisnis yang tetap selaras dan relevan dengan kebutuhan nasabah,"ujar dia.
Lebih lanjut, pertumbuhan Bank OCBC NISP juga terjadi dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga yang bertumbuh 10% dari Rp 103,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp 113,4 triliun pada akhir tahun 2017.
Pertumbuhan DPK mengkontribusi peningkatan aset Bank OCBC NISP sebesar 11% (yoy) menjadi Rp 153,8 triliun dari Rp 138,2 triliun pada akhir tahun 2016.
Menurut Parwati, Bank OCBC NISP senantiasa konsisten menjalankan fungsi intermediasinya yang terlihat dari pertumbuhan kredit (gross) sebesar 14% (yoy) menjadi Rp 106,3 triliun dari Rp 93,4 triliun akhir tahun 2016.
Pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman dan jangka waktu. Berdasarkan penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45%, investasi 42%, dan konsumer 13%.
"Tahun ini kami juga fokus untuk menumbuhkan segmen ritel dan menjaga NPL tetap berada di bawah 2%,"ujar dia.
(hps) Next Article Bank Mandiri akan Terbitkan Obligasi Konversi Rp 1 T
Direktur Bank OCBC NISP Hartati mengungkapkan, penerbitan obligasi konversi akan dilakukan sebelum akhir 2018. "Kami sedang kaji instrumen yang tepat yang akan diselesaikan sebelum akhir 2018 dengan tidak lebih dari Rp 1 triliun," ujar Hartati dalam acara Pemaparan Kinerja Bank OCBC NISP di Gedung OCBC NISP Tower, Selasa (3/4/2018).
Melaui penerbitan obligasi konversi tersebut, perseroan berharap rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bisa berada di atas 17%. Sedangkan faktor lain yang bisa mempengaruhi CAR adalah pemenuhan capital surcharge sebesar 1% untuk bank yang masuk kategori sistemik.
Dari sisi pengembangan bisnis, perseroan menargetkan penyaluran kredit di angka 10-15%. Begitu juga dengan perolehan laba yang ditarget di angka 10-15%.
Sementara sampai akhir 2017, perseroan mencatat perolehan laba bersih hingga akhir 2017 sebesar Rp 2,2 triliun. Nilai tersebut meningkat 22% dibandingkan perolehan pada 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun
Perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 6,03 triliun dan pendapatan operasional lainnnya sebesar Rp 1,51 triliun. Parwati mengungkapkan, pertumbuhan laba tersebut bukan merupakan hasil yang instan, melainkan kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya.
"Pada 2018 kami mengupayakan akselerasi pertumbuhan bisnis yang tetap selaras dan relevan dengan kebutuhan nasabah,"ujar dia.
Lebih lanjut, pertumbuhan Bank OCBC NISP juga terjadi dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga yang bertumbuh 10% dari Rp 103,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp 113,4 triliun pada akhir tahun 2017.
Pertumbuhan DPK mengkontribusi peningkatan aset Bank OCBC NISP sebesar 11% (yoy) menjadi Rp 153,8 triliun dari Rp 138,2 triliun pada akhir tahun 2016.
Menurut Parwati, Bank OCBC NISP senantiasa konsisten menjalankan fungsi intermediasinya yang terlihat dari pertumbuhan kredit (gross) sebesar 14% (yoy) menjadi Rp 106,3 triliun dari Rp 93,4 triliun akhir tahun 2016.
Pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman dan jangka waktu. Berdasarkan penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45%, investasi 42%, dan konsumer 13%.
"Tahun ini kami juga fokus untuk menumbuhkan segmen ritel dan menjaga NPL tetap berada di bawah 2%,"ujar dia.
(hps) Next Article Bank Mandiri akan Terbitkan Obligasi Konversi Rp 1 T
Most Popular