Saham Barang Konsumsi Diburu Investor, IHSG Menguat 0,83%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 April 2018 16:45
Penguatan IHSG terjadi ditengah bursa saham kawasan regional yang diperdagangkan bervariasi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,83% pada perdagangan pertama di kuartal 2 (Senin, 2/4/2018) ke level 6.240,57 poin. Penguatan IHSG terjadi ditengah bursa saham kawasan regional yang diperdagangkan bervariasi.

Indeks Nikkei turun 0,31%, indeks Shanghai turun 0,16%, indeks Hang Seng naik 0,24%, indeks Strait Times naik 0,08%, indeks Kospi turun 0,07%, indeks SET (Th ailand) naik 0,29%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,27%.Transaksi berlangsung sangat sepi yaitu senilai Rp 6,03 triliun dengan volume sebanyak 7,66 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 354.998 kali.

Delapan sektor saham ditutup naik, sementara dua lainnya yaitu agrikultur serta industri dasar yang kompak terkoreksi sebesar 0,66%. Secara sektoral, penguatan IHSG dipicu oleh kenaikan harga saham emiten barang konsumsi dimana indeksnya menguat 1,56%.

Investor nampak gencar memburu saham-saham sektor barang konsumsi pasca rilis data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Sepanjang Maret, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,2% MoM, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,12% MoM. Sementara itu, inflasi secara year-over-year (YoY) berada di level 3,4%, juga di atas konsensus yang sebesar 3,32%.

Tekanan inflasi pada bulan lalu datang dari pos bahan makanan dan makanan jadi yang masing-masing memiliki andil sebesar 0,05% dan 0,04% (terhadap inflasi secara MoM). Hal tersebut lantas diartikan sebagai sebuah sinyal bangkitnya daya beli masyarakat Indonesia.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang mencatatkan kenaikan harga diantaranya: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+3,27%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,36%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,28%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+2,08%).

Sisi negatifnya, investor asing masih melakukan aksi jual bersih senilai Rp 243,96 miliar. Padahal pada awal sesi 1, investor asing masih melakukan beli bersih. Kembali memanasnya resiko perang dagang antara AS dan China membuat investor asing belum berani menyentuh saham-saham dalam negeri.

Terhitung mulai hari ini, China secara resmi mengenakan bea masuk baru terhadap 128 barang impor dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 3 miliar, termasuk daging babi dan buah-buahan. Langkah ini merupakan balasan atas pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh AS.

Kemudian, pada pekan ini pemerintahan AS dijadwalkan untuk merilis daftar barang-barang impor asal China senilai US$ 50 miliar yang akan dikenakan bea masuk baru. Rencananya, sasaran dari kebijakan ini adalah barang-barang berteknologi tinggi.

Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 6,99 triliun), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 4,32 triliun), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 4,1 triliun), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 2,22 triliun), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 2,16 triliun).
(hps) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular