Pasar Saham Asia Ditutup Menguat saat Jumat Agung

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
30 March 2018 16:11
Namun volume perdagangan tidak begitu besar, karena banyaknya bursa saham yang libur di negara Singapura, India dan Indonesia.
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup menguat pada hari ini bertepatan dengan perayaan Jumat Agung umat Kristiani di seluruh dunia sekaligus menutup perdagangan akhir pekan. Namun volume perdagangan tidak begitu besar, karena banyaknya bursa saham yang libur di negara Singapura, India dan Indonesia.

Bursa saham Jepang, indek Tokyo Nikkei 225 ditutup menguat 1,4% atau 295,22 poin ke level 21.454,30 poin dan indeks Topix menguat 0,72% atau naik 12,30 poin ke level 1.716,30 poin.

Dilansir dari CNBC Internasional, penguatan juga terjadi pada bursa saham Korea Selatan, indek Seoul Kospi yang menguat 0,39% atau 9,48 poin ke level 2.445,85 poin. Bursa saham China, Shanghai SSE Composite menguat 0,27% atau 8,48 poin ke level 3.169,01 poin. Bursa Taiwan, indeks Taiex juga menguat 0,56% atau 60,30 poin ke level 10.906,22 poin.

Penguatan tersebut juga didukung pelemahan mata uang Yen terhadap Dollar AS menjadi 106,19/yen pada pukul 14.29 waktu setempat, dari sebelumnya di level 106,53/yen.

Pelemahan yen menjadi sinyal positif untuk eksportir karena meningkatkan keuntungan luar negeri mereka ketika dikonversi ke mata uang lokal.

Saham-saham emiten eskpor utama Jepang juga menguat seperti harga saham Nissan yang naik 0,87%, harga saham Honda yang menguat 0,52%, harga saham Sonya yang naik 0,7% serta harga saham Mitsubishi Electric yang juga menguat 0,12%. Namun, harga saham Toyota turun 0,25%.

Penguatan bura saham Asia juga didukung dengan sentimen positif dari menguatnya bursa saham AS pada penutupan Kamis waktu setempat.

Selanjutnya, penguatan tersebut juga didukung dengan perilisan data ekonomi Jepang yang naik 4,1% pada Februari 2018 dibanddingkan dengan bulan sebelumnya yaitu Januari yang menurun 6,8%. Namun, tingkat pengangguran musiman Jepang meningkat 2,5% pada bulan Februari, dibandingkan dengan bulan Januari yang meningkat 2,4%.

Di sisi lain, indeks dollar terhadap pengukuran greenback ke seluruh mata uang turun menjadi 89.960 pada pukul 14.38 waktu setempat dibandingkan dengan di level tertinggi sebelumnya yaitu di level 90.118.

Kekhawatiran akan adanya perang dagang antara AS dan China tampaknya mereda pada bursa saham Asia pekan ini. Menyusul pernyataan beberapa anlis yang mengatakan bahwa kedua negara tersebut akan melakukan negosiasi dan kesepakatan.

"Reaksi awal pasar terhadap tarif yang diusulkan Presiden Donald Trump dan reaksi balasan dari China tampaknya terlalu berlebihan. Pendangan kami yaiti China dan AS akan mencapai solusi dengan melakukan negosiasi baik dalam hal pembatasan perdagangan dan investasi. Jadi sentimen negative terhadap hal tersebut akan terjadi sementara waktu saja", ujar Shane Oliver, Head of Investment Strategy dan Chief Economist di AMP Capital.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengumumkan untuk memungut bea masuk impor sebesar US$ 60 miliar bagi produk China. hal tersebt dilakukan sebagai langkah untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual Amerika yang telah dicuri China.

Lalu Beijing membalas AS dengan serta mengajukan 128 daftar produk AS yang akan dikenakan bea impor sebesar US$ 3 miliar.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular