
Sambut Libur Akhir Pekan, Rupiah Stagnan Lawan Dolar AS
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
29 March 2018 16:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan pada penutupan perdagangan hari ini dipengaruhi minimnya sentimen investor di pasar uang.
Pada Kamis (29/03) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.760/US$. Sama dengan posisi sebelumnya
Posisi dolar AS terhadap rupiah tertinggi berada di Rp 13.770/US$ sementara posisi terendah di Rp 13.744/US$.
Hari ini, sentimen penggerak pasar uang memang tidak banyak. Awalnya sempat ada potensi dolar AS menguat, seiring rilis data ekonomi teranyar.
Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2017 (pembacaan terakhir) tercatat sebesar 2,9% year on year (YoY), naik dari pembacaan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
Pencapaian tersebut melampaui konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2,7% YoY. Secara tahunan, AS membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% YoY pada 2017. Lebih cepat dari capaian 2016 sebesar 1,5% YoY.
Pertumbuhan ekonomi AS disokong oleh pertumbuhan konsumsi (berkontribusi lebih 2/3 dari ekonomi AS) yang direvisi menjadi 4% YoY, dari pembacaan sebelumnya sebesar 3,8% YoY. Capaian tersebut merupakan laju tercepat sejak tahun 2014. Data ini seakan memberi alarm bahwa The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan dengan lebih agresif.
Artinya, kartu kenaikan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018 kembali muncul di atas meja. Namun sinyal pengetatan moneter ekstra ini masih samar-samar sehingga pelaku pasar belum terlalu memperhatikannya. Bila sinyal itu makin kuat, maka akan menjadi suntikan energi yang besar bagi dolar AS.
Perguatan dolar yang cenderung stagnan ditanggapi mata uang di kawasan asia bergerak variatif AS. Berikut pergerakan mata uang kawasan asia seperti yang dikutip dari Reuters :
(dru) Next Article Jangan Senang Dulu, Penguatan Rupiah Semata Karena Eksternal
Pada Kamis (29/03) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.760/US$. Sama dengan posisi sebelumnya
Posisi dolar AS terhadap rupiah tertinggi berada di Rp 13.770/US$ sementara posisi terendah di Rp 13.744/US$.
Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2017 (pembacaan terakhir) tercatat sebesar 2,9% year on year (YoY), naik dari pembacaan sebelumnya yaitu 2,5% YoY.
Pencapaian tersebut melampaui konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2,7% YoY. Secara tahunan, AS membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% YoY pada 2017. Lebih cepat dari capaian 2016 sebesar 1,5% YoY.
Pertumbuhan ekonomi AS disokong oleh pertumbuhan konsumsi (berkontribusi lebih 2/3 dari ekonomi AS) yang direvisi menjadi 4% YoY, dari pembacaan sebelumnya sebesar 3,8% YoY. Capaian tersebut merupakan laju tercepat sejak tahun 2014. Data ini seakan memberi alarm bahwa The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan dengan lebih agresif.
Artinya, kartu kenaikan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018 kembali muncul di atas meja. Namun sinyal pengetatan moneter ekstra ini masih samar-samar sehingga pelaku pasar belum terlalu memperhatikannya. Bila sinyal itu makin kuat, maka akan menjadi suntikan energi yang besar bagi dolar AS.
Perguatan dolar yang cenderung stagnan ditanggapi mata uang di kawasan asia bergerak variatif AS. Berikut pergerakan mata uang kawasan asia seperti yang dikutip dari Reuters :
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 106,65 | +0,28 |
Yuan China | 6,28 | +0,10 |
Won Korsel | 1,064,64 | -0,10 |
Dolar Taiwan | 29,16 | -0,11 |
Rupee India | 65,16 | +0,02 |
Dolar Singapura | 1.31 | -0,05 |
Ringgit Malaysia | 3.86 | -0,17 |
Bath Thailand | 31,25 | +0,06 |
Peso Filipina | 52,25 | +0,07 |
(dru) Next Article Jangan Senang Dulu, Penguatan Rupiah Semata Karena Eksternal
Most Popular