Rupiah Melemah 0,08% di Kurs Acuan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2018 10:15
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kurs acuan bergerak melemah. Situasi sebaliknya terjadi di pasar spot.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak melemah. Situasi sebaliknya terjadi di pasar spot, di mana rupiah cenderung menguat.

Pada Kamis (29/3/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di posisi Rp 13.756/US$. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, US$ 1 pada pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 13.751. Rupiah menguat 0,07%.

Mengutip Reuters, rupiah diperkirakan bergerak mendatar (flat) cenderung menguat pada perdagangan hari ini. Secara teknikal, rentang pergerakan rupiah diperkirakan di Rp 13.740-13.770/US$. 

Mata uang Asia pun bergerak mendatar terhadap dolar AS. Mengutip Reuters, berikut pergerakan sejumlah mata uang regional terhadap greenback

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang106,63+0,21
Won Korsel1.066,3+0,42
Dolar Taiwan29,15+0,03
Dolar Singapura1,31-0,08
Ringgit Malaysia3,87-0,13
Baht Thailand31,26-0,06

Sebenarnya dolar AS memiliki momentum untuk menguat, seiring rilis data terbaru di Negeri Paman Sam. Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2017 (pembacaan terakhir) tercatat sebesar 2,9% year on year (YoY), naik dari pembacaan sebelumnya yaitu 2,5% YoY. Pencapaian tersebut melampaui konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2,7% YoY. 

Secara tahunan, AS membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% YoY pada 2017. Lebih cepat dari capaian 2016 sebesar 1,5% YoY. 

Pertumbuhan ekonomi AS disokong oleh pertumbuhan konsumsi (berkontribusi lebih 2/3 dari ekonomi AS) yang direvisi menjadi 4% YoY, dari pembacaan sebelumnya sebesar 3,8% YoY. Capaian tersebut merupakan laju tercepat sejak tahun 2014.

Data ini seakan memberi alarm bahwa The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan dengan lebih agresif. Artinya, kartu kenaikan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018 kembali muncul di atas meja.

Namun sinyal pengetatan moneter ekstra ini masih samar-samar sehingga pelaku pasar belum terlalu memperhatikannya. Bila sinyal itu makin kuat, maka akan menjadi suntikan energi yang besar bagi dolar AS.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular