
Kejatuhan Saham Teknologi Picu Koreksi Bursa Asia
Hidayat Setiaji & Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
28 March 2018 08:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini seiring dengan koreksi saham teknologi di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street. Koreksi yang dialami Wall Street tersebut menghentikan reli di bursa saham Asia pagi ini.
Indeks saham bursa Jepang, Nikkei 225 terkoreksi 2,15% dan indeks TOPIX terkoreksi 2,04%. Dari 33 sub indeks yang mengisi indeks, semua dibuka pada teritori negatif.
Demikian pula bursa Korea Selatan, pada saat pembukaan indeks KOSPI anjlok hingga 2,7%. Penurunan saham-saham teknologi di bursa Wall Street ikut mempengaruhi saham teknologi Korea, dimana Selatan Samsung dan SK Hynix masing-masing terkoreksi 2,88% dan 1,23%. Sementara itu, saham-saham sektor otomotif masih menguat sebesar 0,32% seperti saham Hyundai.
Bursa saham Hang Seng juga terkoreksi 0,90%, demikian pula dengan bursa Shanghai yang jatuh 1,1%. Hong Kong perusahan-perusahaan Sunac China, China Telecom dan Wyn Macau akan menyampaikan laporan keuangan tahunan hari ini.
Pada perdaganagn dini hari tadi, bursa Wall Street mengalami koreksi yang cukup dalam setelah kemarin menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average turun 1,43%, S&P 500 melemah 1,73%, dan Nasdaq berkurang 2,93%.
Wall Street tertekan isu domestik, yaitu aksi jual terhadap saham-saham teknologi seiring rencana pemerintah yang ingin mengerem pertumbuhan mereka yang begitu kencang. Selain itu, kasus kebocoran data Facebook masih terngiang di benak investor. CNN melaporkan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg akan mengaku bersalah di depan Kongres AS terkait kebocoran data kepada Cambridge Analytica.
Saham Microsoft melemah 4,6%, sementara Cisco Systems turun 3,13%. Tidak hanya mereka, saham Apple juga melemah 2,56% dan Intel terkoreksi 2,46%.
Selain itu, sebenarnya perang dagang juga belum sepenuhnya terselesaikan. AS dan China memang bernegosiasi tetapi belum ada kesepakatan yang diraih. Jika salah satu pihak merasa tidak puas, bukan tidak mungkin mereka kembali memasang sikap protektif.
Situasi geopolitik global juga sebenarnya kurang kondusif. Lebih dari 100 diplomat asal Rusia diusir oleh AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris dengan menggunakan racun.
(hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Indeks saham bursa Jepang, Nikkei 225 terkoreksi 2,15% dan indeks TOPIX terkoreksi 2,04%. Dari 33 sub indeks yang mengisi indeks, semua dibuka pada teritori negatif.
Demikian pula bursa Korea Selatan, pada saat pembukaan indeks KOSPI anjlok hingga 2,7%. Penurunan saham-saham teknologi di bursa Wall Street ikut mempengaruhi saham teknologi Korea, dimana Selatan Samsung dan SK Hynix masing-masing terkoreksi 2,88% dan 1,23%. Sementara itu, saham-saham sektor otomotif masih menguat sebesar 0,32% seperti saham Hyundai.
Pada perdaganagn dini hari tadi, bursa Wall Street mengalami koreksi yang cukup dalam setelah kemarin menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average turun 1,43%, S&P 500 melemah 1,73%, dan Nasdaq berkurang 2,93%.
Wall Street tertekan isu domestik, yaitu aksi jual terhadap saham-saham teknologi seiring rencana pemerintah yang ingin mengerem pertumbuhan mereka yang begitu kencang. Selain itu, kasus kebocoran data Facebook masih terngiang di benak investor. CNN melaporkan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg akan mengaku bersalah di depan Kongres AS terkait kebocoran data kepada Cambridge Analytica.
Saham Microsoft melemah 4,6%, sementara Cisco Systems turun 3,13%. Tidak hanya mereka, saham Apple juga melemah 2,56% dan Intel terkoreksi 2,46%.
Selain itu, sebenarnya perang dagang juga belum sepenuhnya terselesaikan. AS dan China memang bernegosiasi tetapi belum ada kesepakatan yang diraih. Jika salah satu pihak merasa tidak puas, bukan tidak mungkin mereka kembali memasang sikap protektif.
Situasi geopolitik global juga sebenarnya kurang kondusif. Lebih dari 100 diplomat asal Rusia diusir oleh AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris dengan menggunakan racun.
(hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular