
BTPN Syariah Siap IPO, Harga Saham Rp 900-980 per Lembar
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 March 2018 07:51

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah) segera melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Intital Public Offering/IPO). Otoritas Jasa keuangan (OJK) telah memberikan izin kepada perseroan untuk mengumumkan Prospektus Ringkas dan Pelaksanaan Penawaran Awal.
Perseroan berencana menerbitkan hingga 770.370.000 saham baru atau sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Sesuai aturan yang berlaku, perseroan juga menawarkan sebagian saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebanyak banyaknya 10% dari jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
Harga saham pada penawaran perdana ini ditetapkan pada kisaran Rp 900 sampai Rp 980. Masa penawaran awal (book building) akan berlangsung sejak 27 Maret sampai dengan 6 April 2018, dengan rencana tanggal efektif pada 16 April, sedangkan Masa Penawaran Umum (Offering Period) direncanakan terjadi pada 18 - 20 April nanti.
Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty menjelaskan IPO ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk menjalankan bisnis secara lebih terbuka. Selain itu, melalui IPO ini, manajemen memberi kesempatan kepada khalayak luas untuk terlibat dalam memberdayakan mass market, khususnya masyarakat prasejahtera produktif.
"Dengan memiliki saham BTPN Syariah, publik secara tidak langsung turut andil memberdayakan masyarakat prasejahtera produktif di Indonesia, karena dana yang diperoleh pada IPO ini akan digunakan untuk peningkatan volume pembiayaan terhadap segmen tersebut yang selama ini menjadi fokus bisnis perseroan, kata Ratih dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (28/3/2018).
BTPN Syariah memiliki model bisnis dengan menyalurkan pembiayaan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif, dengan rata rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1 juta Rp 3 juta per debitur. Selain menyalurkan pembiayaan, perseroan juga aktif melakukan pemberdayaan melalui Program Daya guna meningkatkan kapasitas para nasabah.
Dengan mengimplementasikan prinsip sosial dan bisnis secara bersamaan ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang impresif selama beberapa tahun terakhir. Hingga akhir Desember 2017, total aset mencapai Rp9,2 triliun atau tumbuh 25,0% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga mencapai Rp6,5 triliun atau tumbuh 21,5%.
Sedangkan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp6,1 triliun, tumbuh 21,1%. Meski menyasar segmen di bawah mikro, dengan melibatkan banyak sekali debitur, Alhamdulillah kami berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) di level sangat rendah yakni 1,67% kata Ratih.
Untuk menjalankan IPO ini, BTPN Syariah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Lead Underwriter).
BTPN Syariah merupakan anak usaha BTPN. Sejak 2011, BTPN melalui Unit Usaha Syariah telah fokus melayani segmen yang tidak dilayani perbankan yaitu segmen prasejahtera produktif.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Jual Saham BTPN Syariah, Perusahaan TP Rachmat Raup Rp 550 M
Perseroan berencana menerbitkan hingga 770.370.000 saham baru atau sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Sesuai aturan yang berlaku, perseroan juga menawarkan sebagian saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebanyak banyaknya 10% dari jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
Harga saham pada penawaran perdana ini ditetapkan pada kisaran Rp 900 sampai Rp 980. Masa penawaran awal (book building) akan berlangsung sejak 27 Maret sampai dengan 6 April 2018, dengan rencana tanggal efektif pada 16 April, sedangkan Masa Penawaran Umum (Offering Period) direncanakan terjadi pada 18 - 20 April nanti.
"Dengan memiliki saham BTPN Syariah, publik secara tidak langsung turut andil memberdayakan masyarakat prasejahtera produktif di Indonesia, karena dana yang diperoleh pada IPO ini akan digunakan untuk peningkatan volume pembiayaan terhadap segmen tersebut yang selama ini menjadi fokus bisnis perseroan, kata Ratih dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (28/3/2018).
BTPN Syariah memiliki model bisnis dengan menyalurkan pembiayaan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif, dengan rata rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1 juta Rp 3 juta per debitur. Selain menyalurkan pembiayaan, perseroan juga aktif melakukan pemberdayaan melalui Program Daya guna meningkatkan kapasitas para nasabah.
Dengan mengimplementasikan prinsip sosial dan bisnis secara bersamaan ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang impresif selama beberapa tahun terakhir. Hingga akhir Desember 2017, total aset mencapai Rp9,2 triliun atau tumbuh 25,0% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga mencapai Rp6,5 triliun atau tumbuh 21,5%.
Sedangkan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp6,1 triliun, tumbuh 21,1%. Meski menyasar segmen di bawah mikro, dengan melibatkan banyak sekali debitur, Alhamdulillah kami berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) di level sangat rendah yakni 1,67% kata Ratih.
Untuk menjalankan IPO ini, BTPN Syariah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Lead Underwriter).
BTPN Syariah merupakan anak usaha BTPN. Sejak 2011, BTPN melalui Unit Usaha Syariah telah fokus melayani segmen yang tidak dilayani perbankan yaitu segmen prasejahtera produktif.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Jual Saham BTPN Syariah, Perusahaan TP Rachmat Raup Rp 550 M
Most Popular