
Tensi Perang Dagang Turun, Bursa Asia Dibuka di Zona Hijau
Hidayat Setiaji & Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
27 March 2018 08:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Asia pada perdagangan pagi ini mulai kembali menunjukkan kegairahannya. Investor mulai optimistis, seiring dengan tensi perang dagang antara dua negara adidaya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China mulai mereda.
Dari bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 1,06% dan Indeks Tokyo Stocks Index Price (TOPIX) naik sebeesar 1,17%. Hampir semua sektor mengalami penguatan, tidak terkecuali di sektor pertambangan seperti: minyak bumi, dan batu bara.
Sementara itu bursa saham Korea Selatan pada perdagangan pagi ini dibuka menguat 0,62% ditopang penguatan saham-saham produsen otomotif dan perusahaan keuangan. Namun salah satu saham yang berkontribusi besar tehadap indeks Kospi, saham Samsung Electronics terkoreksi 0,24% pagi ini.
Saham-saham produsen baja saat pembukaan bervariatif, seiring perkembangan kebijakan terhadap pemebabasan tarif impor baja terhadap Korea Selatan oleh AS. Hal tersebut meberikan dampak positif terhadap saham Posco yang dibuka menguat 2,74% .
Perusahaan Hong Kong seperti BYD, Fosun International, AAC Technologies, ICBC, dan China Construction Bank ikut mendapatkan tambahan keuntungan sembari menunggu keputusan selanjutnya terhadap keadaan pasar.
Bursa saham AS, Wall Street, pada perdagangan awal pekan ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,84%, S&P 500 menguat 2,72%, dan Nasdaq bertambah 3,26%. Wall Street membukukan kinerja terbaik sejak Januari 2015.
Seperti halnya di Asia, optimisme investor di Negeri Paman Sam pun sudah kembali. Kekhawatiran terhadap perang dagang berangsur-angsur mereda karena ternyata ada jalan keluar agar tidak terjadi ketegangan.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengesahkan aturan pengenaan bea masuk bagi lebih dari 1.000 produk China senilai US$ 60 miliar. China pun membalas dengan mengenakan bea masuk terhadap 128 produk Negeri Paman Sam, jumlah yang kemungkinan bisa bertambah.
Aksi saling balas tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap perang dagang, dan karena pelakunya adalah dua negara terbesar di dunia maka perang dagang akan berskala global. Namun investor bisa bernafas lega, karena kedua pihak membuka diri untuk berdialog.
Li Keqiang, Perdana Menteri China, menyatakan perang dagang bisa dihindari jika seluruh pihak berkomitmen untuk memajukan perdagangan bebas. Li juga menegaskan China akan menjadi negara yang lebih terbuka.
Beberapa data yang akan diperhatikan investor pada perdagangan hari ini diantarnya, rilis data keuntungan industri China, tingkat kepercayaan konsumen Taiwan dan data perdagangan Hong Kong.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Dari bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 1,06% dan Indeks Tokyo Stocks Index Price (TOPIX) naik sebeesar 1,17%. Hampir semua sektor mengalami penguatan, tidak terkecuali di sektor pertambangan seperti: minyak bumi, dan batu bara.
Sementara itu bursa saham Korea Selatan pada perdagangan pagi ini dibuka menguat 0,62% ditopang penguatan saham-saham produsen otomotif dan perusahaan keuangan. Namun salah satu saham yang berkontribusi besar tehadap indeks Kospi, saham Samsung Electronics terkoreksi 0,24% pagi ini.
Perusahaan Hong Kong seperti BYD, Fosun International, AAC Technologies, ICBC, dan China Construction Bank ikut mendapatkan tambahan keuntungan sembari menunggu keputusan selanjutnya terhadap keadaan pasar.
Bursa saham AS, Wall Street, pada perdagangan awal pekan ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,84%, S&P 500 menguat 2,72%, dan Nasdaq bertambah 3,26%. Wall Street membukukan kinerja terbaik sejak Januari 2015.
Seperti halnya di Asia, optimisme investor di Negeri Paman Sam pun sudah kembali. Kekhawatiran terhadap perang dagang berangsur-angsur mereda karena ternyata ada jalan keluar agar tidak terjadi ketegangan.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengesahkan aturan pengenaan bea masuk bagi lebih dari 1.000 produk China senilai US$ 60 miliar. China pun membalas dengan mengenakan bea masuk terhadap 128 produk Negeri Paman Sam, jumlah yang kemungkinan bisa bertambah.
Aksi saling balas tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap perang dagang, dan karena pelakunya adalah dua negara terbesar di dunia maka perang dagang akan berskala global. Namun investor bisa bernafas lega, karena kedua pihak membuka diri untuk berdialog.
Li Keqiang, Perdana Menteri China, menyatakan perang dagang bisa dihindari jika seluruh pihak berkomitmen untuk memajukan perdagangan bebas. Li juga menegaskan China akan menjadi negara yang lebih terbuka.
Beberapa data yang akan diperhatikan investor pada perdagangan hari ini diantarnya, rilis data keuntungan industri China, tingkat kepercayaan konsumen Taiwan dan data perdagangan Hong Kong.
(hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular