
Rupiah Ditutup Menguat Tipis 0,11% Lawan Dolar AS
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 March 2018 17:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada penutupan perdagangan sore ini. Sentimen investor yang masih bingung terhadap arah kebijakan The Federal Reserve/The Fed menjadi salah satu penyebab utamanya
Pada senin (26/03/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.735/US$. Menguat 0,11% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Hal ini juga sejalan dengan dolar index. Dalam sepekan dolar index sudah terkoreksi 0,38%. Sementara dalam sebulan, greenback sudah terkoreksi 0,72%
Ketidakjelasan arah kebijakan The Fed membuat investor memilih instrumen lain seperti obligasi atau emas ketimbang dolar AS. Dalam pertemuannya pekan lalu, The Fed menyatakan akan ada kenaikan kenaikan suku bunga acuan setidaknya tiga kali tahun ini. Kata 'setidaknya' diartikan sebagai ada peluang untuk lebih dari itu.
Namun dalam pernyataan selanjutnya, The Fed justru menyebutkan laju inflasi Negeri Paman Sam belum terlalu kencang. Inflasi AS tahun ini diperkirakan 1,9%, belum mencapai target 2%.
Proyeksi laju inflasi yang belum terakselerasi membuat investor bertanya-tanya, apakah benar ada kebutuhan menaikkan suku bunga secara lebih agresif? Sinyal The Fed yang mixed ini menyebabkan investor ragu-ragu menyentuh greenback
Hal ini menyebabkan dolar terdepresiasi, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh rupiah untuk sedikit menguat. Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia yang bergerak menguat terhadap greenback.
Berikut pergerakan beberapa mata uang asia seperti yang dikutip dari Reuters :
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Pada senin (26/03/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.735/US$. Menguat 0,11% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
![]() |
Ketidakjelasan arah kebijakan The Fed membuat investor memilih instrumen lain seperti obligasi atau emas ketimbang dolar AS. Dalam pertemuannya pekan lalu, The Fed menyatakan akan ada kenaikan kenaikan suku bunga acuan setidaknya tiga kali tahun ini. Kata 'setidaknya' diartikan sebagai ada peluang untuk lebih dari itu.
Namun dalam pernyataan selanjutnya, The Fed justru menyebutkan laju inflasi Negeri Paman Sam belum terlalu kencang. Inflasi AS tahun ini diperkirakan 1,9%, belum mencapai target 2%.
Proyeksi laju inflasi yang belum terakselerasi membuat investor bertanya-tanya, apakah benar ada kebutuhan menaikkan suku bunga secara lebih agresif? Sinyal The Fed yang mixed ini menyebabkan investor ragu-ragu menyentuh greenback
Hal ini menyebabkan dolar terdepresiasi, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh rupiah untuk sedikit menguat. Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia yang bergerak menguat terhadap greenback.
Berikut pergerakan beberapa mata uang asia seperti yang dikutip dari Reuters :
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 105,03 | -0,30 |
Yuan China | 6,26 | +0,67 |
Won Korsel | 1,076.77 | +0,57 |
Dolar Taiwan | 29,05 | +0,40 |
Rupee India | 64,82 | +0,25 |
Dolar Singapura | 1.31 | +0,38 |
Ringgit Malaysia | 3.89 | +0,54 |
Bath Thailand | 31,14 | +0,13 |
Peso Filipina | 52,13 | +0,43 |
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular