
Rupiah Melemah, Dolar Singapura Nyaris Sentuh Rp 10.500
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 March 2018 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Singapura. Kini mata uang Negeri Singa dibanderol nyaris Rp 10.500.
Pada Senin (26/3/2018), SG$ 1 di pasar spot pukul 10:05 WIB diperdagangkan di posisi Rp 10.494,63. Melemah 0,2% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Sejauh ini rupiah bergerak melemah terhadap dolar Singapura. Pada pembukaan pasar, dolar Singapura berada di Rp 10.482,28. Terdepresiasi 0,08%.
Selama setahun terakhir, rupiah melemah 9,06% terhadap dolar Singapura. Sejak pekan ketiga November 2017, dolar Singapura sudah stabil di atas Rp 10.000.
Secara fundamental, rupiah memang agak sulit menguat terhadap dolar Singapura. Aliran devisa dari Indonesia banyak yang tersedot ke negeri tetangga itu. Dari sisi perdagangan, Singapura merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2017, nilai impor Indonesia dari negara tersebut mencapai US$ 16,89 miliar atau berkontribusi 10,76% dari total impor. Singapura menduduki peringkat kedua, hanya kalah dari China.
Situasi ini berlanjut pada 2018. Impor Indonesia dari Singapura pada dua bulan pertama tercatat US$ 1,62 miliar dengan pangsa pasar 6,5%. Singapura berada di peringkat keempat setelah Tiongkok, Jepang, dan Thailand.
Singapura juga merupakan negara mitra utama dalam hal investasi. Realisasi penanaman modal langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Singapura pada 2017 mencapai US$ 8,44 miliar, menduduki peringkat pertama.
Banyaknya perusahaan Singapura yang menanamkan modal di Indonesia mewajibkan mereka mengirimkan dividen ke prinsipal di negara asal. Ini juga menyebabkan kebutuhan valas menjadi tinggi, terutama jelang akhir kuartal.
Jelang berakhirnya kuartal I 2018 membuat pengiriman dividen ke luar negeri menjadi tinggi, tidak terkecuali oleh perusahaan-perusahaan Singapura di Indonesia. Dampaknya adalah devisa menjadi kering dan rupiah pun melemah.
Tingginya kebutuhan dari sisi perdagangan dan investasi membuat rupiah sulit menguat signifikan terhadap dolar Singapura. Untuk itu, salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah meningkatkan ekspor ke Singapura sehingga ada aliran devisa yang lebih besar.
Ekspor Indonesia terbesar ke Singapura adalah gas alam (US$ 1,7 miliar), emas batangan (US$ 1,14 miliar), dan emas perhiasan (US$ 942,3 juta). Namun meningkatkan ekspor komoditas-komoditas ini mungkin bukan langkah bijak karena tidak bernilai tambah.
Berikut produk-produk ekspor Indonesia ke Singapura:
UN Comtrade
Ada baiknya Indonesia meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur ke Singapura. Terdapat sejumlah produk manufaktur asal Indonesia yang masuk ke pasar Singapura, dan nilainya cukup besar. Misalnya integrated circuit alias IC, suku cadang mesin, atau kapasitor elektronik.
Produk-produk tersebut telah memiliki pasar yang lumayan kuat di Singapura. Pertumbuhannya pun cukup tinggi, seperti kapasitor yang mampu naik 11,74% secara year-on-year (YoY).
Indonesia perlu menggenjot ekspor produk-produk manfaktur ke Singapura. Oleh karena itu, ekspor produk-produk ini bisa ditingkatkan sehingga Indonesia tidak hanya mendapat peningkatan devisa tetapi juga nilai tambah bagi perekonomian secara keseluruhan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Melemah, Bank Jual Dolar Singapura Sampai Rp 10.600
Pada Senin (26/3/2018), SG$ 1 di pasar spot pukul 10:05 WIB diperdagangkan di posisi Rp 10.494,63. Melemah 0,2% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Sejauh ini rupiah bergerak melemah terhadap dolar Singapura. Pada pembukaan pasar, dolar Singapura berada di Rp 10.482,28. Terdepresiasi 0,08%.
![]() |
Secara fundamental, rupiah memang agak sulit menguat terhadap dolar Singapura. Aliran devisa dari Indonesia banyak yang tersedot ke negeri tetangga itu. Dari sisi perdagangan, Singapura merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2017, nilai impor Indonesia dari negara tersebut mencapai US$ 16,89 miliar atau berkontribusi 10,76% dari total impor. Singapura menduduki peringkat kedua, hanya kalah dari China.
![]() |
Singapura juga merupakan negara mitra utama dalam hal investasi. Realisasi penanaman modal langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Singapura pada 2017 mencapai US$ 8,44 miliar, menduduki peringkat pertama.
![]() |
Jelang berakhirnya kuartal I 2018 membuat pengiriman dividen ke luar negeri menjadi tinggi, tidak terkecuali oleh perusahaan-perusahaan Singapura di Indonesia. Dampaknya adalah devisa menjadi kering dan rupiah pun melemah.
Tingginya kebutuhan dari sisi perdagangan dan investasi membuat rupiah sulit menguat signifikan terhadap dolar Singapura. Untuk itu, salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah meningkatkan ekspor ke Singapura sehingga ada aliran devisa yang lebih besar.
Ekspor Indonesia terbesar ke Singapura adalah gas alam (US$ 1,7 miliar), emas batangan (US$ 1,14 miliar), dan emas perhiasan (US$ 942,3 juta). Namun meningkatkan ekspor komoditas-komoditas ini mungkin bukan langkah bijak karena tidak bernilai tambah.
Berikut produk-produk ekspor Indonesia ke Singapura:
Produk | Volume (Kg) | Nilai (US$) |
Gas alam | 6.557.362.498 | 1.701.586.865 |
Emas batangan | 30.464 | 1.145.871.817 |
Emas perhiasan | 53.620 | 942.306.168 |
Minyak mentah | 1.713.670.039 | 555.988.090 |
Timah | 27.306.207 | 491.208.206 |
Minyak sawit | 714.498.078 | 443.499.469 |
IC | 533.510 | 244.077.981 |
Acyclic monohydric alcohols | 377.234.039 | 229.664.077 |
Suku cadang mesin | 5.303.153 | 225.765.130 |
Kapasitor elektrik | 5.418.107 | 211.119.036 |
Baterai dan akumulator listrik | 6.803.995 | 170.069.458 |
Ada baiknya Indonesia meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur ke Singapura. Terdapat sejumlah produk manufaktur asal Indonesia yang masuk ke pasar Singapura, dan nilainya cukup besar. Misalnya integrated circuit alias IC, suku cadang mesin, atau kapasitor elektronik.
Produk-produk tersebut telah memiliki pasar yang lumayan kuat di Singapura. Pertumbuhannya pun cukup tinggi, seperti kapasitor yang mampu naik 11,74% secara year-on-year (YoY).
Indonesia perlu menggenjot ekspor produk-produk manfaktur ke Singapura. Oleh karena itu, ekspor produk-produk ini bisa ditingkatkan sehingga Indonesia tidak hanya mendapat peningkatan devisa tetapi juga nilai tambah bagi perekonomian secara keseluruhan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Melemah, Bank Jual Dolar Singapura Sampai Rp 10.600
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular