
Profit Taking, Harga Minyak dan Emas Terkoreksi
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 March 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mulai bergerak melemah pada pagi ini. Hingga pukul 09.45 WIB, harga minyak light sweet kontrak pengiriman Mei 2018 terkoreksi 0,52% ke US$65,54/barel, sementara brent kontrak pengiriman Mei 2018 juga turun 0,33% ke US$ 70,22/barel.
Pemicunya, aksi investor merealisasikan keuntungannya setelah selama sepekan lalu harga minyak jenis light sweet dan brent mencatatkan penguatan yang signifikan, masing-masing sebesar 5,68% dan 6,40%. Selain itu, sentimen negatif lainnya datang dari jumlah kilang minyak AS yang aktif bertambah sebanyak 4 unit pada pekan lalu. Jumlah kilang minyak aktif AS sekarang berada di angka 804 unit, atau lebih banyak 152 unit dibandingkan setahun lalu.
Namun demikian, harga minyak sebenarnya masih berpeluang kembali menguat, seiring ekspektasi peningkatan permintaan secara musiman dalam beberapa bulan ke depan. Morgan Stanley memproyeksikan harga minyak (brent) di level US$ 75 per barel pada kuartal III tahun ini.
Goldman Sachs juga turut memperkirakan permintaan yang masih kuat dalam minggu ini. Perusahaan investasi global itu juga memproyeksikan harga brent di pasar spot berada di level US$ 82,50 per barel pada pertengahan tahun ini, seiring dengan kuatnya komitmen OPEC untuk membatasi produksinya.
Koreksi harga minyak ini diikuti menurunnya harga emas dunia yang tercatat bergerak melemah 0,18% ke US$ 1.347,40/troy ounce hingga pukul 09.53 WIB pagi ini.
Penguatan harga minyak selama seminggu lalu nampaknya diikuti dengan naiknya harga batu bara. Pada akhir pekan, ICE Newcastle Futures menguat tipis 0,05% ke US$ 96,75/ton. Namun demikian, harga komoditas tambang unggulan Indonesia lainnya kompak ditutup melemah pada akhir pekan: nikel turun 1,85% ke US$ 12.911/ton, timah terkoreksi 0,33% ke US$ 20.830/ton, dan harga tembaga melemah 0,91% ke US$ 2,9845/pound.
Sentimen perang dagang China dan Amerika Serikat (AS) nampaknya menjadi sentimen negatif yang bisa mengganggu produksi industri manufaktur dan rantai pasok global (global value chain).
Dari komoditas agrikultur, harga Crude Palm Oil (CPO) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup melemah 0,9% ke MYR 2.428/ton pada akhir pekan. Hingga pukul 09.50 hari ini, harga CPO masih melanjutkan pelemahannya ke MYR 2.425/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Ekonomi Pulih, Konsumsi Minyak Dunia Naik 98,85 Juta/Hari
Pemicunya, aksi investor merealisasikan keuntungannya setelah selama sepekan lalu harga minyak jenis light sweet dan brent mencatatkan penguatan yang signifikan, masing-masing sebesar 5,68% dan 6,40%. Selain itu, sentimen negatif lainnya datang dari jumlah kilang minyak AS yang aktif bertambah sebanyak 4 unit pada pekan lalu. Jumlah kilang minyak aktif AS sekarang berada di angka 804 unit, atau lebih banyak 152 unit dibandingkan setahun lalu.
Namun demikian, harga minyak sebenarnya masih berpeluang kembali menguat, seiring ekspektasi peningkatan permintaan secara musiman dalam beberapa bulan ke depan. Morgan Stanley memproyeksikan harga minyak (brent) di level US$ 75 per barel pada kuartal III tahun ini.
Koreksi harga minyak ini diikuti menurunnya harga emas dunia yang tercatat bergerak melemah 0,18% ke US$ 1.347,40/troy ounce hingga pukul 09.53 WIB pagi ini.
Penguatan harga minyak selama seminggu lalu nampaknya diikuti dengan naiknya harga batu bara. Pada akhir pekan, ICE Newcastle Futures menguat tipis 0,05% ke US$ 96,75/ton. Namun demikian, harga komoditas tambang unggulan Indonesia lainnya kompak ditutup melemah pada akhir pekan: nikel turun 1,85% ke US$ 12.911/ton, timah terkoreksi 0,33% ke US$ 20.830/ton, dan harga tembaga melemah 0,91% ke US$ 2,9845/pound.
Sentimen perang dagang China dan Amerika Serikat (AS) nampaknya menjadi sentimen negatif yang bisa mengganggu produksi industri manufaktur dan rantai pasok global (global value chain).
Dari komoditas agrikultur, harga Crude Palm Oil (CPO) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup melemah 0,9% ke MYR 2.428/ton pada akhir pekan. Hingga pukul 09.50 hari ini, harga CPO masih melanjutkan pelemahannya ke MYR 2.425/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Ekonomi Pulih, Konsumsi Minyak Dunia Naik 98,85 Juta/Hari
Most Popular