Manfaatkan Pelemahan Dolar AS, Rupiah Menguat Tipis

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2018 08:48
Rupiah mampu memanfaatkan greenback yang sedang sedikit tertekan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada perdagangan hari ini. Rupiah mampu memanfaatkan greenback yang sedang sedikit tertekan. 

Pada Senin (26/3/2018), US$ 1 pada pembukaan di pasar spot dihargai Rp 13.775. Menguat 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan pekan lalu. Namun seiring perjalanan, rupiah bergerak melemah ke Rp 13.780/US$. 

Reuters
Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia yang bergerak menguat terhadap greenback. Bahkan won Korea Selatan mampu menguat lebih dari 2%. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS, mengutip data Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang105.00-0,27
Won Korsel1.080.,41+2,47
Dolar Taiwan29,13+0,04
Rupee India64,98+0,12
Dolar Singapura1,310,00
Ringgit Malaysia3,91+0,01
Baht Thailand31,15+0,05
Peso Filipina52,33+0,04

Dolar AS memang sedang dalam posisi yang kurang enak. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah 0,01%. Pelemahan ini melanjutkan koreksi yang dalam sepekan terakhir mencapai 0,38%. 

Reuters
Setelah sempat perkasa, greenback bergerak melemah dalam sepekan terakhir. Investor 'menghukum' dolar AS karena agak kecewa dengan hasil pertemuan The Federal Reserve/The Fed yang ambigu.

Ketidakjelasan arah kebijakan The Fed membuat investor memilih instrumen lain seperti obligasi atau emas ketimbang dolar AS.
 Dalam pertemuannya pekan lalu, The Fed menyatakan akan ada kenaikan kenaikan suku bunga acuan setidaknya tiga kali tahun ini. Kata 'setidaknya' diartikan sebagai ada peluang untuk lebih dari itu. 

Namun dalam pernyataan selanjutnya, The Fed justru menyebutkan laju inflasi Negeri Paman Sam belum terlalu kencang. Inflasi AS tahun ini diperkirakan 1,9%, belum mencapai target 2%. 

Proyeksi laju inflasi yang belum terakselerasi membuat investor bertanya-tanya, apakah benar ada kebutuhan menaikkan suku bunga secara lebih agresif? Sinyal The Fed yang mixed ini menyebabkan investor ragu-ragu menyentuh greenback. 

Selain itu, ancaman perang dagang global juga membuat pelaku pasar gugup dan cenderung mengamankan asetnya di instrumen safe havens. Ini terlihat dari kenaikan harga emas dunia yang pagi ini mencapai US$ 1.350,76/ons, tertinggi dalam lima pekan terakhir.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular