
Ketika Bank BUMN Obral 'Dividen Spesial' dari Laba Bersih
gita rossiana, CNBC Indonesia
23 March 2018 11:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada yang spesial dari pembagian dividen bank-bank BUMN kali ini. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung mencapai 10-15% dari total laba bersih.
Sebelumnya, pembagian dividen dihitung secara gelondongan, namun kali ini dipisah menjadi dua dengan memasukkan dividen spesial. Lantas, apa makna di balik kata 'spesial' di balik dividen tersebut?
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni menjelaskan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2017, pihaknya membagikan dividen sebesar Rp 4,76 triliun. Nilai tersebut berasal dari 25% total laba perseroan sebesar Rp 3,4 triliun dan 10% lainnya dalam bentuk dividen spesial senilai Rp 1,36 triliun.
"Sedangkan sebesar 65% atau Rp 8,85 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan," katanya dalam RUPS Bank BNI beberapa hari lalu.
Menurut Baiquni, persentase dividen reguler BNI adalah 25% dari total laba bersih. Namun kali ini, ditambahkan 10% sebagai antisipasi apabila pemerintah selaku pemegang saham membutuhkan.
"Yang dulu-dulu biasanya 20-30%, kami dapat 25%, tapi ada tambahan 10%," kata dia.
Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga ada spesial dividen. Nilainya lebih besar dari BNI, yakni 15% dari total laba bersih. Sedangkan dividen biasanya mencapai 30% dari total laba bersih yang mencapai Rp 20,6 triliun. Sehingga seluruh dividen yang diterima pemegang saham adalah 45% dari laba bersih 2017 atau sebesar Rp 9,28 triliun.
Dividen spesial ini merupakan media untuk memberikan keuntungan langsung ke pemegang saham. Atau dividen khusus yang diumumkan setelah hasil laba perusahaan yang sangat kuat sebagai cara untuk mendistribusikan keuntungan langsung kepada pemegang saham.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, adanya dividen spesial 15% dikarenakan laba bersih Bank Mandiri yang meningkat tajam. "Dividen spesial ini kami berikan untuk pemegang saham setia Bank Mandiri," jelas dia.
Lebih lanjut, Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan, dalam RUPST tahun buku 2017, pihaknya menyetujui pembayaran dividen 45% dari perolehan laba bersih 2017 Rp 13,04 triliun. Nilai tersebut terdiri dari 30% dividen reguler senilai Rp 8,69 triliun dan 15% dividen spesial senilai Rp 4,34 triliun.
Lebih lanjut, dari total dividen, dividen khusus untuk pemerintah sebagai pemegang 57,27% saham BRI sebesar Rp 7,47 triliun. Sementara untuk sisa laba bersih Rp 15,9 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
(dru) Next Article Dicari! Dirut Mandiri & BTN, Sederet Nama-nama Ini Mencuat
Sebelumnya, pembagian dividen dihitung secara gelondongan, namun kali ini dipisah menjadi dua dengan memasukkan dividen spesial. Lantas, apa makna di balik kata 'spesial' di balik dividen tersebut?
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni menjelaskan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2017, pihaknya membagikan dividen sebesar Rp 4,76 triliun. Nilai tersebut berasal dari 25% total laba perseroan sebesar Rp 3,4 triliun dan 10% lainnya dalam bentuk dividen spesial senilai Rp 1,36 triliun.
Menurut Baiquni, persentase dividen reguler BNI adalah 25% dari total laba bersih. Namun kali ini, ditambahkan 10% sebagai antisipasi apabila pemerintah selaku pemegang saham membutuhkan.
"Yang dulu-dulu biasanya 20-30%, kami dapat 25%, tapi ada tambahan 10%," kata dia.
Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga ada spesial dividen. Nilainya lebih besar dari BNI, yakni 15% dari total laba bersih. Sedangkan dividen biasanya mencapai 30% dari total laba bersih yang mencapai Rp 20,6 triliun. Sehingga seluruh dividen yang diterima pemegang saham adalah 45% dari laba bersih 2017 atau sebesar Rp 9,28 triliun.
Dividen spesial ini merupakan media untuk memberikan keuntungan langsung ke pemegang saham. Atau dividen khusus yang diumumkan setelah hasil laba perusahaan yang sangat kuat sebagai cara untuk mendistribusikan keuntungan langsung kepada pemegang saham.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, adanya dividen spesial 15% dikarenakan laba bersih Bank Mandiri yang meningkat tajam. "Dividen spesial ini kami berikan untuk pemegang saham setia Bank Mandiri," jelas dia.
Lebih lanjut, Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan, dalam RUPST tahun buku 2017, pihaknya menyetujui pembayaran dividen 45% dari perolehan laba bersih 2017 Rp 13,04 triliun. Nilai tersebut terdiri dari 30% dividen reguler senilai Rp 8,69 triliun dan 15% dividen spesial senilai Rp 4,34 triliun.
Lebih lanjut, dari total dividen, dividen khusus untuk pemerintah sebagai pemegang 57,27% saham BRI sebesar Rp 7,47 triliun. Sementara untuk sisa laba bersih Rp 15,9 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
(dru) Next Article Dicari! Dirut Mandiri & BTN, Sederet Nama-nama Ini Mencuat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular