
Rupiah Menguat Terbatas Atas Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
22 March 2018 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China menguat meski sangat terbatas. Pelemahan yuan dipicu oleh wacana perang dagang dengan Amerika Serikat.
(aji) Next Article Fantastis! Rupiah Gebuk Dolar, Saat Trump Bakal Kalah
Pada Kamis (22/3/2018) pukul 15:44 WIB, yuan di pasar spot diperdagangkan di Rp 2,173.84. Rupiah menguat tipis sebesar 0,05% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Yuan melemah terhadap mata uang global. Pelemahan ini dipicu oleh rencana AS yang dikabarkan bakal menerapkan bea masuk terhadap produk-produk China untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual. Kebijakan ini disebut-sebut akan diumumkan Kamis waktu setempat.
Namun, pelemahan yuan relatif terbatas karena terbantu kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral China (PBoC). Hari ini, PBoC menaikkan suku bunga acuan sebesar 5 basis poin menjadi 2,55%.
Langkah ini merupakan respons atas kenaikan suku bunga di AS. Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
Tanpa kenaikan suku bunga, mungkin pelemahan yuan akan lebih dalam. Ini karena sentimen perang dagang sepertinya lebih kuat.
Meski hubungan kedua negara kerap panas-dingin, tetapi AS merupakan mitra dagang utama bagi China. Pada 2017, nilai impor AS terhadap produk-produk Negeri Tirai Bambu mencapai US$ 505,6 miliar. China menjadi importir nomor satus bagi AS dengan pangsa pasar 16,4%.
US Census Bureau
Industrialisasi
Meski saat ini rupiah menguat melawan yuan, tetapi penguatan yang lebih stabil sepertinya sangat sulit. Pasalnya, aliran devisa dari Indonesia ke China sangat tinggi. Seperti halnya AS, China juga merupakan mitra utama perdagangan Indonesia. Pada 2017, nilai Impor dari China mencapai US$ 35,77 miliar sementara ekspornya US$ 15,74 miliar.
Artinya terdapat defisit sebesar US$ 20,03 miliar, sangat besar. Ini yang menyebabkan rupiah sulit menandingi keperkasaan yuan. Dalam setahun terakhir, rupiah melemah 12,3% terhadap yuan.
Salah satu upaya untuk memperkuat rupiah adalah mengurangi impor sehingga devisa yang meninggalkan Indonesia bisa ditekan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Indonesia didominasi oleh barang-barang elektronik seperti perlengkapan telekomunikasi, alat pemprosesan data, mesin elektrik dan barang-barang industri lainnya Barang-barang seperti ini seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri, bila industri domestik kuat. Industrialisasi menjadi kunci agar rupiah bisa lebih digdaya dihadapan yuan.
![]() |
Langkah ini merupakan respons atas kenaikan suku bunga di AS. Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
Tanpa kenaikan suku bunga, mungkin pelemahan yuan akan lebih dalam. Ini karena sentimen perang dagang sepertinya lebih kuat.
Meski hubungan kedua negara kerap panas-dingin, tetapi AS merupakan mitra dagang utama bagi China. Pada 2017, nilai impor AS terhadap produk-produk Negeri Tirai Bambu mencapai US$ 505,6 miliar. China menjadi importir nomor satus bagi AS dengan pangsa pasar 16,4%.
Negara | Ekspor (US$ Juta) | Impor (US$ Juta) | Total Perdagangan(US$ Juta) | Pangsa (%) |
China | 130,4 | 505,6 | 636,0 | 16,4 |
Kanada | 282,4 | 300,0 | 582,4 | 15,0 |
Meksiko | 243,0 | 314,0 | 557,0 | 14,3 |
Jepang | 67,7 | 136,5 | 204,2 | 5,3 |
Jerman | 53,5 | 117,7 | 171,2 | 4,4 |
Korea Selatan | 48,3 | 71,2 | 119,4 | 3,1 |
Inggris | 56,3 | 53,1 | 109,4 | 2,8 |
Industrialisasi
Meski saat ini rupiah menguat melawan yuan, tetapi penguatan yang lebih stabil sepertinya sangat sulit. Pasalnya, aliran devisa dari Indonesia ke China sangat tinggi. Seperti halnya AS, China juga merupakan mitra utama perdagangan Indonesia. Pada 2017, nilai Impor dari China mencapai US$ 35,77 miliar sementara ekspornya US$ 15,74 miliar.
Artinya terdapat defisit sebesar US$ 20,03 miliar, sangat besar. Ini yang menyebabkan rupiah sulit menandingi keperkasaan yuan. Dalam setahun terakhir, rupiah melemah 12,3% terhadap yuan.
![]() |
Salah satu upaya untuk memperkuat rupiah adalah mengurangi impor sehingga devisa yang meninggalkan Indonesia bisa ditekan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Indonesia didominasi oleh barang-barang elektronik seperti perlengkapan telekomunikasi, alat pemprosesan data, mesin elektrik dan barang-barang industri lainnya Barang-barang seperti ini seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri, bila industri domestik kuat. Industrialisasi menjadi kunci agar rupiah bisa lebih digdaya dihadapan yuan.
(aji) Next Article Fantastis! Rupiah Gebuk Dolar, Saat Trump Bakal Kalah
Most Popular