
Harga Komoditas Naik, Bisa Menjadi 'Bensin' Laju IHSG
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
22 March 2018 09:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibukanya bursa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diwarnai dengan harga komoditas yang menunjukkan performa positif. Harga minyak dan komoditas lainnya naik, sehingga bisa membantu kinerja emiten di bursa.
Harga minyak jenis light sweet kemarin ditutup menguat 2,79% ke US$ 65,17/barel, sementara brent naik 3,04% ke US$ 69,47/barel. Hingga pukul 08:59 WIB, harga minyak light sweet masih melanjutkan penguatannya.
Penguatan harga minyak disokong oleh cadangan minyak AS yang turun 2,6 juta barel selama sepekan hingga 16 Maret, di bawah ekspektasi pasar yang meramalkan kenaikan sebesar 2,6 juta barel. Sentimen positif lainnya datang dari kepatuhan anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) dalam mengurangi produksi. Pengurangan produksi bulan ini mencapai 138%.
Meski demikian, produksi minyak AS yang memecahkan rekor baru sebesar 10,4 juta barel per hari (bph) pekan lalu berpotensi dapat mengganggu reli harga minyak. Bila tidak diimbangi kenaikan permintaan, pasokan yang melimpah akan menghambat apresiasi harga si emas hitam.
Penguatan harga minyak nampaknya belum mampu diikuti dengan harga batu bara. ICE Newcastle Futures kemarin ditutup melemah tipis 0,2% ke US$ 97,15/ton.
Namun, harga komoditas tambang unggulan Indonesia lainnya kompak ditutup menguat kemarin. Nikel naik 0,04% ke US$ 13.424/ton, timah menguat 1,59% ke US$ 21.045/ton, dan harga tembaga tumbuh 0,76% ke US$ 3,0485/pound.
Kenaikan harga komoditas tambang bisa mendukung kinerja emiten di sektor ini. Beberapa waktu terakhir, sektor pertambangan merupakan salah satu yang berperan signifikan terhadap kenaikan maupun penurunan IHSG.
Dari komoditas agrikultur, harga minyak sawit mentah (CPO) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup menguat tipis 0,53% ke MYR 2.448/ton kemarin, seiring dengan kuatnya data ekspor Malaysia. Sebagai catatan, harga CPO telah naik selama tiga hari berturut-turut.
Mengutip AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk kelapa sawit Malaysia untuk periode 1-20 Maret meningkat 15,3% ke 913.091 ton secara month to month (MtM). Ekspor produk kelapa sawit Malaysia, produsen kelapa sawit terbesar kedua dunia, memang masih diproyeksikan meningkat dalam beberapa minggu ke depan seiring pemenuhan stok menjelang Ramadan yang akan datang pada pertengahan Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minyak Turun (Lagi)
Harga minyak jenis light sweet kemarin ditutup menguat 2,79% ke US$ 65,17/barel, sementara brent naik 3,04% ke US$ 69,47/barel. Hingga pukul 08:59 WIB, harga minyak light sweet masih melanjutkan penguatannya.
Penguatan harga minyak disokong oleh cadangan minyak AS yang turun 2,6 juta barel selama sepekan hingga 16 Maret, di bawah ekspektasi pasar yang meramalkan kenaikan sebesar 2,6 juta barel. Sentimen positif lainnya datang dari kepatuhan anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) dalam mengurangi produksi. Pengurangan produksi bulan ini mencapai 138%.
Penguatan harga minyak nampaknya belum mampu diikuti dengan harga batu bara. ICE Newcastle Futures kemarin ditutup melemah tipis 0,2% ke US$ 97,15/ton.
Namun, harga komoditas tambang unggulan Indonesia lainnya kompak ditutup menguat kemarin. Nikel naik 0,04% ke US$ 13.424/ton, timah menguat 1,59% ke US$ 21.045/ton, dan harga tembaga tumbuh 0,76% ke US$ 3,0485/pound.
Kenaikan harga komoditas tambang bisa mendukung kinerja emiten di sektor ini. Beberapa waktu terakhir, sektor pertambangan merupakan salah satu yang berperan signifikan terhadap kenaikan maupun penurunan IHSG.
Dari komoditas agrikultur, harga minyak sawit mentah (CPO) untuk kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup menguat tipis 0,53% ke MYR 2.448/ton kemarin, seiring dengan kuatnya data ekspor Malaysia. Sebagai catatan, harga CPO telah naik selama tiga hari berturut-turut.
Mengutip AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk kelapa sawit Malaysia untuk periode 1-20 Maret meningkat 15,3% ke 913.091 ton secara month to month (MtM). Ekspor produk kelapa sawit Malaysia, produsen kelapa sawit terbesar kedua dunia, memang masih diproyeksikan meningkat dalam beberapa minggu ke depan seiring pemenuhan stok menjelang Ramadan yang akan datang pada pertengahan Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minyak Turun (Lagi)
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular