
Fed Rate Naik, Rupiah Menguat 0,25%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2018 09:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada hari ini, meski relatif terbatas. Kenaikan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam sepertinya sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
Pada Kamis (22/3/2018), dolar AS pada pembukaan pasar berada di posisi Rp 13.725. Menguat 0,25% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan, rupiah justru bergerak melemah. Pada pukul 08:35 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp13.735. Sepertinya kenaikan suku bunga AS sudah diantipasi oleh investor.
Dolar AS bergerak agak terbatas. Langkah The Federal Reserve/The Fed yang menaikkan suku bunga acuan memberi energi bagi dolar AS. Federal Funds Rate naik 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
Sinyal yang agak aneh terjadi di pasar. Jerome Powell, Gubernur The Fed, menyatakan bahwa setidaknya akan ada dua kali kenaikan lagi setelah kenaikan suku bunga bulan ini. Pasar membaca kata 'setidaknya' sebagai pertanda ada kemungkinan The Fed bisa menaikkan suku bunga acuan lebih dari tiga kali pada tahun ini.
Namun, sinyal kenaikan lebih dari tiga kali tersebut mungkin agak lemah lemah. Akibatnya pasar bergerak agak tanggung, seakan galau.
Wall Street ditutup melemah tipis cenderung flat, sementara imbal hasil (yield) obligasi negara AS naik merespons ekspektasi inflasi akibat kenaikan suku bunga. Namun dolar AS malah bergerak terbatas cenderung melemah.
Pagi ini, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama) melemah 0,31%. Sepekan terakhir, indeks ini sudah turun 0,7%.
Mata uang kawasan pun bergerak variatif terhadap greenback. Berikut pergerakan sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS, seperti dikutip dari Reuters:
Kini pelaku pasar masih mencoba memecahkan makna di balik berbagai penyataan yang dikeluarkan Jerome Powell selepas pertemuan. Jika muncul interpretasi baru, bisa saja ada pergerakan di pasar.
"Perekonomian semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir. Kami mencoba mencari jalan tengah," sebut Powell. Pernyataan bersayap ini akan menjadi teka-teki yang terus coba dipecahkan oleh pelaku pasar.
TIM RISETCNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Kamis (22/3/2018), dolar AS pada pembukaan pasar berada di posisi Rp 13.725. Menguat 0,25% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan, rupiah justru bergerak melemah. Pada pukul 08:35 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp13.735. Sepertinya kenaikan suku bunga AS sudah diantipasi oleh investor.
![]() |
Namun, sinyal kenaikan lebih dari tiga kali tersebut mungkin agak lemah lemah. Akibatnya pasar bergerak agak tanggung, seakan galau.
Wall Street ditutup melemah tipis cenderung flat, sementara imbal hasil (yield) obligasi negara AS naik merespons ekspektasi inflasi akibat kenaikan suku bunga. Namun dolar AS malah bergerak terbatas cenderung melemah.
Pagi ini, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama) melemah 0,31%. Sepekan terakhir, indeks ini sudah turun 0,7%.
![]() |
Mata uang kawasan pun bergerak variatif terhadap greenback. Berikut pergerakan sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS, seperti dikutip dari Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 106,67 | +0,37 |
Won Korsel | 1.066,5 | -1,88 |
Dolar Taiwan | 29,11 | -0,05 |
Rupee India | 65,17 | +0,03 |
Dolar Singapura | 1,31 | 0,00 |
Ringgit Malaysia | 3,91 | +0,02 |
Baht Thailand | 31,16 | -0,01 |
Peso Filipina | 52,12 | -0,05 |
Kini pelaku pasar masih mencoba memecahkan makna di balik berbagai penyataan yang dikeluarkan Jerome Powell selepas pertemuan. Jika muncul interpretasi baru, bisa saja ada pergerakan di pasar.
"Perekonomian semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir. Kami mencoba mencari jalan tengah," sebut Powell. Pernyataan bersayap ini akan menjadi teka-teki yang terus coba dipecahkan oleh pelaku pasar.
TIM RISETCNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular