Migrasi ke Teknologi Chip, Cara Paling Efektif Cegah Skimming
21 March 2018 19:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Migrasi dari teknologi magnetic stripe ke chip dinilai sebagai satu-satunya cara paling efektif dan berpotensi menghilangkan 100% kasus skimming di tanah air. Dibutuhkan waktu hingga 2021 untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI).
Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan, semua bank harus mengganti kartu debit dan kartu kredit dari magnetic stripe ke chip apabila ingin mengeliminasi skimming 100%. Ketentuan BI tersebut selanjutnya akan diikuti integrasi mesin EDC dan ATM ke teknologi chip.
"Semua bank berdasarkan agreement-nya akan direalisasikan pada akhir 2021 untuk siap kartu dengan chip, pada saat itu skimming tidak akan terjadi lagi,"jelas dia dalam acara Konferensi Pers RUPST di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, berencana untuk melakukan migrasi ke chip secara bertahap dalam 3-4 tahun. Jumlah kartu ATM yang harus dimigrasi ke chip mencapai 17 juta kartu dengan biaya per kartu sebesar US$ 2.
"Kami ada time frame-nya, setiap tahun 30% hingga 2021, sedangkan saat ini sekitar 25% kartu yang sudah migrasi ke chip,"ujar dia.
Siddik menambahkan, mitigasi juga perlu dilakukan untuk bisa mencegah skimming. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pengecekan apabila ternyata terdapat alat scammer di mesin ATM. Namun hal tersebut membutuhkan usaha yang luar biasa karena Bank Mandiri memiliki lebih dari 14 ribu ATM.
"Behaviour dari nasabah juga penting sehingga bisa lebih prevented action," kata Kartiko.
(hps)
Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan, semua bank harus mengganti kartu debit dan kartu kredit dari magnetic stripe ke chip apabila ingin mengeliminasi skimming 100%. Ketentuan BI tersebut selanjutnya akan diikuti integrasi mesin EDC dan ATM ke teknologi chip.
"Semua bank berdasarkan agreement-nya akan direalisasikan pada akhir 2021 untuk siap kartu dengan chip, pada saat itu skimming tidak akan terjadi lagi,"jelas dia dalam acara Konferensi Pers RUPST di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, berencana untuk melakukan migrasi ke chip secara bertahap dalam 3-4 tahun. Jumlah kartu ATM yang harus dimigrasi ke chip mencapai 17 juta kartu dengan biaya per kartu sebesar US$ 2.
"Kami ada time frame-nya, setiap tahun 30% hingga 2021, sedangkan saat ini sekitar 25% kartu yang sudah migrasi ke chip,"ujar dia.
Siddik menambahkan, mitigasi juga perlu dilakukan untuk bisa mencegah skimming. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pengecekan apabila ternyata terdapat alat scammer di mesin ATM. Namun hal tersebut membutuhkan usaha yang luar biasa karena Bank Mandiri memiliki lebih dari 14 ribu ATM.
"Behaviour dari nasabah juga penting sehingga bisa lebih prevented action," kata Kartiko.
Artikel Selanjutnya
Benarkah Ada Ketakutan Pengguna Kartu Kredit karena Pajak?
(hps)