Energi Rupiah Tergerus Ekspektasi Kenaikan Fed Rate

HIdayat Setiaji & Alfado Agustio, CNBC Indonesia
21 March 2018 19:05
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu (21/03). Greenback menguat terhadap mata uang dunia, dipicu ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS. 

Pada pukul 16.00 WIB hari ini, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di level Rp 13.760 per dolar AS, atau melemah 0,11% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.

Energi Rupiah Tergerus Ekspektasi Kenaikan Fed RateSumber: Reuters

Rupiah berjalan seiring dengan mata uang kawasan yang juga melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terdalam dialami oleh mata uang won korea yang mencapai 1%.
 

Berikut pergerakan sejumlah mata uang Asia terhadap greenback:
Energi Rupiah Tergerus Ekspektasi Kenaikan Fed RateSumber: Reuters
Dolar AS memang sedang dalam momentum penguatan. Ini tidak lepas dari minat investor yang tinggi untuk mengamankan posisi jelang pengumuman suku bunga acuan oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). 

Kenaikan tingkat suku bunga oleh telah diperkirakan oleh pasar beberapa hari terakhir. CME Group memperkirakan probabilitas kenaikan Federal Fund Rate (Fed Fund Rate) mencapai 91,6%. Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam itu berlangsung tiga kali sepanjang tahun ini, meski ada sebagian yang masih memasukkan empat kali kenaikan dalam perhitungan mereka. 

Kenaikan suku bunga ditempuh untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi melaju karena penerapan stimulus fiskal berupa pemotongan tarif pajak dan kenaikan belanja negara. Oleh karena itu, ekonomi AS diperkirakan tetap tumbuh solid meski ada kenaikan suku bunga acuan karena ada dorongan dari stimulus fiskal.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan pejabat The Fed bahwa kebijakan stimulus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
 Kondisi pasar tenaga kerja di AS semakin membaik ditinjau dari rilis data terakhir yang menunjukkan tingkat pengangguran yang semakin menurun.  

Namun data di AS masih sedikit mixed, karena konsumsi cenderung melemah seiring dengan rendahnya tingkat penjualan ritel dan perumahan sehingga berdampak terhadap rendahnya inflasi. Di sini stimulus fiskal berperan untuk mendorong permintaan.***

(ags/ags) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular