
Beban Berkurang, Laba Bersih TBIG Tumbuh 223% Jadi Rp 2,3 T
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
21 March 2018 15:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski industri telekomunikasi tertekan, Industri penyewaan tower base transceiver station (BTS) masih terus berkibar. Buktinya, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) berhasil mencetak laba bersih 2017 sebesar Rp 2,33 triliun. Angka ini naik 223% dari laba 2016 Rp 723,21 miliar.
Laba bersih perusahaan tersebut didukung oleh pendapatan perusahaan yang meningkat 8,40% pada 2017 menjadi Rp 4,02 triliun dibandingkan pendapatan perusahaan pada 2016 sebesar Rp 3,71 triliun.
Selain itu, beban pokok pendapatan TBIG mengalami penurunan 9,51% menjadi Rp 667,76 miliar dibandingkan 2016 sebesar Rp 737,96 miliar. Liabilitas perusahaan juga meningkat tipis 1,88% menjadi Rp 22,41 triliun pada 2017 dari liabilitas pada 2016 sebesar Rp 21,99 triliun.
Sedangkan ekuitas TBIG mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 96,11% menjadi Rp 3,18 triliun dibandingkan 2016 sebesar Rp 1,62 triliun.
Sebelumnya (TBIG) menargetkan pembangunan seribu tower baru sepanjang 2018. Untuk mendanai pembangunan tower tersebut perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun di tahun ini.
Sumber capex berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman sindikasi 11 bank. Dari 11 bank tersebut perusahaan memiliki platform pinjaman senilai US$ 200 juta atau senilai Rp 2,70 triliun.
Selain itu, pada tahun ini TBIG menargetkan akan menambah 2.500 tenant penyewa tower. Penambahan jumlah tenant akan berkontribusi pada pendapatan perusahaan dibandingkan dengan penambahan jumlah tower.
TBIG telah memiliki 13.500 tower hingga akhir 2017 lalu. Sehingga dengan target tahun ini, maka perusahaan akan memiliki total 14.500 tower hingga akhir tahun ini.
Pada pukul 15.00 WIB hari ini, harga saham TBIG terpantau menguat 0,88% atau naik 50 poin ke level Rp 5.725/saham.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Laba bersih perusahaan tersebut didukung oleh pendapatan perusahaan yang meningkat 8,40% pada 2017 menjadi Rp 4,02 triliun dibandingkan pendapatan perusahaan pada 2016 sebesar Rp 3,71 triliun.
Sebelumnya (TBIG) menargetkan pembangunan seribu tower baru sepanjang 2018. Untuk mendanai pembangunan tower tersebut perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun di tahun ini.
Sumber capex berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman sindikasi 11 bank. Dari 11 bank tersebut perusahaan memiliki platform pinjaman senilai US$ 200 juta atau senilai Rp 2,70 triliun.
Selain itu, pada tahun ini TBIG menargetkan akan menambah 2.500 tenant penyewa tower. Penambahan jumlah tenant akan berkontribusi pada pendapatan perusahaan dibandingkan dengan penambahan jumlah tower.
TBIG telah memiliki 13.500 tower hingga akhir 2017 lalu. Sehingga dengan target tahun ini, maka perusahaan akan memiliki total 14.500 tower hingga akhir tahun ini.
Pada pukul 15.00 WIB hari ini, harga saham TBIG terpantau menguat 0,88% atau naik 50 poin ke level Rp 5.725/saham.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular