
Melemah di Pasar Spot, Rupiah Perkasa di Kurs Acuan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 March 2018 10:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak menguat. Namun di pasar spot, rupiah justru melemah terhadap greenback.
Pada Rabu (21/3/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di posisi Rp 13.759. Menguat tipis 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10.04 WIB diperdagangkan di Rp 13.755/US$. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Posisi terlemah rupiah berada di Rp 13760/US$ sementara terkuatnya di Rp 13.750/US$.
Dolar AS bergerak menguat terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah. Mengutip Reuters, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 13.740 - 13.775/US$.
Rupiah berpotensi mengalami tekanan karena imbal hasil (yield) obligasi negara AS naik. Selisih atau spread dengan obligasi pemerintah Indonesia semakin menyempit, sehingga ada kemungkinan perpindahan dana ke Negeri Paman Sam.
Dolar AS memang sedang dalam mood yang baik. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak menguat sejak kemarin sore. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index menguat 0,73% sementara selama seminggu ke belakang penguatannya mencapai 0,79%.
Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai melakukan pertemuan bulanan pada 21 Maret waktu setempat. The Fed diprediksi menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan tersebut.
Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin berada di angka 91,6%. Pasar memperkirakan akan ada tiga kali kenaikan suku bunga acuan di AS selama 2018. Namun sebagian analis masih memasukkan empat kali kenaikan sebagai salah satu kemungkinan.
Bila sampai ada petunjuk akan ada lebih dari tiga kali kenaikan The Federal Funds Rate, maka akan menjadi kabar yang kurang sedap bagi pasar saham. Namun menjadi kabar gembira bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga akan berdampak positif bagi suatu mata uang karena bisa menjangkar ekspektasi inflasi. Selain itu, kenaikan suku bunga juga membuat investasi semakin menarik karena menawarkan imbalan lebih besar.
Perkembangan ini membuat investor cenderung mengamankan posisi dengan memburu dolar AS, sehingga mata uang ini bergerak menguat. Akibatnya mata uang lain berpotensi melemah, termasuk rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
Reuters
(aji/aji) Next Article Lesu di Kurs Tengah BI, Rupiah Jaya di Pasar Spot
Pada Rabu (21/3/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di posisi Rp 13.759. Menguat tipis 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10.04 WIB diperdagangkan di Rp 13.755/US$. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Posisi terlemah rupiah berada di Rp 13760/US$ sementara terkuatnya di Rp 13.750/US$.
![]() |
Rupiah berpotensi mengalami tekanan karena imbal hasil (yield) obligasi negara AS naik. Selisih atau spread dengan obligasi pemerintah Indonesia semakin menyempit, sehingga ada kemungkinan perpindahan dana ke Negeri Paman Sam.
Dolar AS memang sedang dalam mood yang baik. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak menguat sejak kemarin sore. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index menguat 0,73% sementara selama seminggu ke belakang penguatannya mencapai 0,79%.
Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai melakukan pertemuan bulanan pada 21 Maret waktu setempat. The Fed diprediksi menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan tersebut.
Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin berada di angka 91,6%. Pasar memperkirakan akan ada tiga kali kenaikan suku bunga acuan di AS selama 2018. Namun sebagian analis masih memasukkan empat kali kenaikan sebagai salah satu kemungkinan.
Bila sampai ada petunjuk akan ada lebih dari tiga kali kenaikan The Federal Funds Rate, maka akan menjadi kabar yang kurang sedap bagi pasar saham. Namun menjadi kabar gembira bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga akan berdampak positif bagi suatu mata uang karena bisa menjangkar ekspektasi inflasi. Selain itu, kenaikan suku bunga juga membuat investasi semakin menarik karena menawarkan imbalan lebih besar.
Perkembangan ini membuat investor cenderung mengamankan posisi dengan memburu dolar AS, sehingga mata uang ini bergerak menguat. Akibatnya mata uang lain berpotensi melemah, termasuk rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 106,5 | +0,03 |
Won Korsel | 1.071,7 | -0,29 |
Dolar Taiwan | 29,19 | -0,07 |
Rupee India | 65,19 | 0,00 |
Dolar Singapura | 1,32 | +0,01 |
Ringgit Malaysia | 3,92 | -0,15 |
Baht Thailand | 31,19 | -0,06 |
(aji/aji) Next Article Lesu di Kurs Tengah BI, Rupiah Jaya di Pasar Spot
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular