Rupiah Menguat 0,14%, Dolar AS Diperdagangkan di Rp 13.745

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 March 2018 16:52
Pelemahan greenback dan aliran dana ke Surat Berharga Negara (SBN) menjadi motor penggerak penguatan rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Pelemahan greenback dan aliran dana ke Surat Berharga Negara (SBN) menjadi motor penggerak penguatan rupiah. 

Pada Selasa (20/3/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 13.745/US$. Rupiah menguat 0,14% terhadap dolar AS. 

Sepanjang hari ini, rupiah juga bergerak menguat. Kala pembukaan pasar, dolar AS masih berada di Rp 13.761/US$. 

Reuters
Dolar AS bergerak konsolidatif hari ini, setelah sejak pekan lalu menguat jelang pertemuan The Federal Reserve/The Fed. Penguatan greenback tertahan oleh apresiasi mata uang Eropa, poundsterling dan euro. 

Poundsterling menguat karena perkembangan negosiasi Brexit yang berjalan lancar. Brexit diyakini tidak akan terlalu banyak menahan laju perekonomian Negeri Elizabeth, sehingga kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE) pada tahun ini masih relevan. 

Sementara euro menguat dengan sentimen yang hampir serupa, yaitu terkait kebijakan bank sentral. Reuters memberitakan bahwa para pengambil kebijakan di Bank Sentral Uni Eropa (ECB) sedang mendiskusikan mengenai rencana kebijakan moneter ke depan. 

ECB disebut berencana mulai menaikkan suku bunga acuan pada pertengahan 2019. Selanjutnya, ECB akan mulai merumuskan langkah selepas kenaikan suku bunga acuan karena laju inflasi diperkirakan masih belum kencang. 

Dua sentimen ini membuat poundsterling dan euro menguat. Kenaikan suku bunga memang positif bagi mata uang, karena ketika suku bunga naik maka akan menarik aliran investasi. 

Selain terpelesetnya dolar AS, penguatan rupiah juga didukung oleh masih masuknya arus modal ke Indonesia. Meski bursa saham masih terjebak di zona merah, tetapi ada tendensi arus modal masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). 

Penurunan imbal hasil (yield) dan kenaikan harga SBN terjadi seiring dengan Indeks Harga Saham (IHSG) yang terjebak di zona merah sejak lima hari perdagangan terakhir. Begitu reli pelemahan IHSG terjadi pada 13 Maret, keesokan harinya nilai kepemilkan asing di pasar SBN mulai bertambah. Pola tersebut terjadi setidaknya sampai 19 Maret. 

Rata-rata volume transaksi harian di pasar SBN naik 16,59% sepanjang pekan lalu, sementara di pasar saham terjadi kenaikan 10,28%. Namun transaksi yang ramai di pasar saham adalah aksi jual. Ada indikasi investor di pasar saham melepas asetnya dan beralih ke SBN. 

Kemudian investor asing di pasar saham melakukan jual bersih Rp 2,85 triliun dalam sepekan terakhir. Sedangkan di pasar SBN, investor asing menambah kepemilikan sebesar Rp 10,7 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular